12 December 2014

"Pemilik" Machu Picchu Tertarik Teliti Gunung Padang


"Pemilik" Machu Picchu Tertarik Teliti Gunung Padang

 
Situs megalitikum Gunung Padang di Cianjur (Faisal Harahap/Okezone)



BANDUNG - Gunung Padang ternyata benar-benar menjadi magnet bagi para peneliti. Tidak hanya peneliti dalam negeri, banyak juga peneliti dari luar negeri yang ingin ikut meneliti gunung yang terletak di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
"Ajakan penelitian itu banyak, ada dari Rusia, Jerman, ada dari mana-mana," ujar peneliti Gunung Padang, Ali Akbar, di Gedung Sate, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (10/12/2014).
Bahkan negara "pemilik" situs megalitikum Machu Piccu, yaitu Peru, juga berminat terjun dalam penelitian Gunung Padang. Dubes Peru sendiri yang menyatakan niatnya pada tim peneliti agar peneliti dari Peru bisa terlibat dalam penelitian.
"Dari Peru itu tertarik karena melihat adanya kesamaan konstruksinya (antara Gunung Padang dan Machu Picchu)," ungkapnya.
Tapi ia tidak bisa mengambil keputusan apakah akan melibatkan peneliti dari Peru atau tidak. Ia menyerahkan itu pada pemerintah. "Terus terang kita serahkan itu pada pemerintah karena itu sudah urusan bilateral," jelas Ali.
Meski begitu, ia sendiri menyambut positif jika nantinya ada peneliti dari Peru yang terlibat dalam penelitian Gunung Padang. "Sambutan kita positif. Namanya bertukar pengetahuan, bertukar ilmu, itu bagus," tandas Ali.
Seperti diberitakan, Gunung Padang diperkirakan bangunan peninggalan sejarah berbentuk seperti piramida yang usianya lebih dari 5.000 tahun sebelum masehi. Peneliti menemukan sejumlah artefak setelah melakukan penggalian sedalam 11 meter ke dalam tanah.
(ris)
Sumber : http://news.okezone.com/read/2014/12/11/340/1077695/pemilik-machu-picchu-tertarik-teliti-gunung-padang

Ada Situs Lain di Sekitar Gunung Padang

Ada Situs Lain di Sekitar Gunung Padang

|

BANDUNG - Situs Gunung Padang hingga kini masih jadi primadona penelitian. Di tengah penelitian yang belum tuntas, tim peneliti dikejutkan dengan penemukan situs lain di sekitar Gunung Padang.

"Berdasarkan hasil penelitian, ternyata situs Gunung Padang itu dikelilingi situs-situs lain," ujar peneliti Gunung Padang, Ali Akbar, di Gedung Sate, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (10/12/2014).

Situs itu terletak di gunung yang terletak di keliling Gunung Padang, di antaranya Gunung Pasir Malang dan Pasir Karuhun. Di masing-masing gunung itu pun terdapat temuan yang diduga terkait dengan Gunung Padang.

Misalnya adanya monolit di Pasir Karuhun, yang berjarak kurang dari 1 kilometer dari Gunung Padang. Lalu di kawasan Ciukir, peneliti juga menemukan ada punden berundak.

Kemudian di Gunung Pasir Keramat yang berjarak sekira 4 kilometer ke selatan Gunung Padang, ada batu yang mirip dengan di Gunung Padang. "Tapi di sana batunya disusun seperti makam," ungkap Ali.
Atas berbagai temuan itu, ia pun merekomendasikan agar dilakukan penelitian di sekitar Gunung Padang. Ini dilakukan karena area yang ada diduga memiliki keterkaitan dengan Gunung Padang.
"Itu yang kami rekomendasikan kepada Pemprov Jawa Barat agar dilakukan penelitian di lokasi-lokasi yang kemungkinan situs itu," jelasnya.

Menurutnya, situs tidak akan berdiri sendiri. Situs biasanya memiliki situs lain yang saling berhubungan. "Secara kebudayaan, tidak mungkin situs berdiri sendiri, pasti ada support-nya, ada (pendukung) di sampingnya," ucapnya.

Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar, menyambut positif temuan tersebut. Ia pun mendukung penelitian situs di sekitar Gunung Padang. Ia juga mendukung adanya zonasi terkait penelitian di sana.
Tapi ia belum bisa memastikan memberikan dukungannya atau tidak untuk meneliti situs di sekitar Gunung Padang. Hal itu harus dibahas lebih lanjut bersama pihak terkait.
"Ini dari pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten (Cianjur) mesti duduk sama-sama (untuk membahasnya)," tandasnya.
(kem)

Sumber : http://news.okezone.com/read/2014/12/10/340/1077522/ada-situs-lain-di-sekitar-gunung-padang

08 December 2014

Ingin Lihat Bintang Jatuh? Coba Saja Wisata Astronomi di Gunung Padang


 

Ingin Lihat Bintang Jatuh? Coba Saja Wisata Astronomi di Gunung Padang

Nur Khafifah - detikNews


 
Jakarta - Kawasan situs megalitikum Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat akan dikembangkan menjadi kawasan wisata astronomi. Di malam hari lokasi Gunung Padang memang strategis untuk melihat dan mengamati benda-benda langit.

"Saya sendiri pada tengah malam dapat melihat gugusan bintang Waluku di arah timur Situs Gunung Padang. Bahkan berkali-kali melihat seperti bintang jatuh," kata arkeolog UI Ali Akbar, Senin (7/12/2014).

Di Gunung Padang akan dibangun zona dark are, di mana kawasan area Gunung Padang dan sekitarnya menjadi tidak terlalu terang. Kalaupun masyarakat pakai lampu, lampunya mengarah ke bawah. Soal keamanan pun dijamin.

"Maksudnya supaya langit tidak kena cahaya lampu. Justru langit akan terang oleh cahaya bintang-bintang. Cukup banyak tanggal yang bagus untuk pengamatan, karena Situs Gunung Padang dilintasi oleh banyak bintang, itu semua penjelasan Prof Suhardja (astronom)," jelas Ali.

Untuk memulai mengembangkan wisata astronomi, pada akhir pekan kemarin, Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) pada hari Sabtu-Minggu 6-7 Desember 2014 mengadakan kegiatan 'Lacak Purnama di Situs Gunung Padang'. Kegiatan tersebut merupakan kreasi budaya berdasarkan hasil riset TTRM khususnya ilmu astronomi dan arsitektur kawasan.

"Sebelumnya, TTRM telah menyatakan bahwa kawasan Gunung Padang merupakan lokasi strategis untuk mengamati benda-benda langit atau menghitung konstelasi astronomi. Riset mengenai sistem perbintangan telah dipresentasikan oleh Prof. Dr. Suhardja D. Wiramihardja MSc tahun lalu," urainya.

Kawasan Gunung Padang di siang hari menjadi wisata sejarah melihat benda peninggalan zaman megalitikum. Nah pada malam hari akan dicoba wisata astronomi.

"Pada tanggal 19 November 2014, Prof Suhardja yang juga mantan Ketua Kelompok Keilmuan Astronomi, FMIPA, Institut Teknologi Bandung itu mempresentasikan hasilnya kepada Menko Kelautan dan Menteri Pariwisata. Konsep yang diajukan adalah Astrowisata. Konsep ini didukung oleh ahli arsitektur kawasan yakni Ir. Pon Purajatnika dan Ir. Chaedar Saleh," tutur Ali.

Ali menjelaskan, hasil riset TTRM termasuk juga konsep astrowisata langsung dilihat di Situs Gunung Padang oleh Menteri Pariwisata 20 November lalu. Menteri Pariwisata Arief Yahya setelah melihat langsung kondisi di lapangan menyatakan tertarik untuk mengembangkannya menjadi destinasi wisata.

"Menteri Pariwisata juga mendeklarasikan hasil riset TTRM sebagai Piramida Gunung Padang. Pada kegiatan 6-7 Desember ini, Direktur Pengembangan Daya Tarik Wisata Kementerian Pariwisata, Azwir Malaon turut terlibat untuk melihat realisasi dari konsep astrowisata," tutur dia.

Lacak Purnama merupakan kegiatan lanjutan TTRM, setelah sebelumnya melakukan Lacak Bintang dan Lacak Kreatif. Kegiatan-kegiatan tersebut didukung oleh Paguyuban Heulang Ngapak, Wewengkon Malati-Cipangaulaan-Kuta, Amelia Day, Bengkel Studi Budaya-Kala Sunda, Komunitas GENKreatif, Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya UI, dan Lembaga Kajian Indonesia UI, dan masyarakat setempat.

Sumber : http://news.detik.com/read/2014/12/08/074225/2770292/10/1/ingin-lihat-bintang-jatuh-coba-saja-wisata-astronomi-di-gunung-padang

11 November 2014

Ini Temuan Unik di Gunung Padang, Rolling Stone


 Edward Febriyatri Kusuma - detikNews

Jakarta - Tim peneliti Gunung Padang menemukan sebuah batu unik. Batu bulat itu ditemukan di kedalaman 10 meter. Tim peneliti masih mempelajari apa kegunaan batu yang dinamakan rolling stone itu.

"Batu itu pada bagian sekelilingnya berwarna keabu-abuan. Namun pada satu bagian pecah atau seperti terpangkas dan terlihatlah bagian dalamnya. Bagian dalam juga berbentuk bulat, sehingga seperti batu di dalam batu. Uniknya lagi, batu di bagian dalam tersebut dapat diputar-putar," kata tim peneliti yang juga arkeolog UI, Ali Akbar, Senin (10/11/2014).

Tim peneliti dibantu personel TNI AD melakukan penggalian sejak tahun 2012 di Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat. Banyak pengetahuan yang dihasilkan dari situs megalitikum Gunung Padang. Tidak sedikit pertanyaan yang belum terjawab. Seperti misalnya batu bulat yang ditemukan pada kedalaman 10 meter itu.

"Batu bagian dalam itu berwarna hitam mengkilat, seperti ada kristal yang membuatnya mengkilat. Sampai saat ini batuan tersebut belum dapat diidentifikasi. Sambil menunggu identifikasi, beberapa orang menyebutnya Rolling Stone. Ada juga yang menyebutnya mirip Hajarul Aswad," jelas dia.

"Apa sesungguhnya itu, mari kita tunggu analisis terhadap batuan tersebut. Para peneliti juga membuka diri bagi semua ahli dan anak bangsa yang ingin berpartisipasi menyumbangkan pengetahuannya untuk mengidentifikasi batuan tersebut. Saatnya para ahli Indonesia bergabung di Gunung Padang. Kerja sama dan saling melengkapi tentu akan lebih bermanfaat untuk mengungkap peradaban agung di Situs Gunung Padang," tutupnya.

(ndr/mad)

Sumber : http://news.detik.com/read/2014/11/10/072155/2743390/10/ini-temuan-unik-di-gunung-padang-rolling-stone

22 October 2014

Dipresentasikan di Seoul, Situs Gunung Padang Undang Decak Kagum Peneliti Asing

Minggu, 19/10/2014 13:33 WIB

Indra Subagja - detikNews

 
 
Jakarta - Arkeolog UI Ali Akbar yang juga anggota tim terpadu riset mandiri Gunung Padang mempresentasikan perihal ekskavasi peninggalan megalitikum di Cianjur, Jawa Barat, itu di Korea Selatan.

Ali memberikan seminar dalam diskusi yang digelar sejak Kamis (16/10) lalu dengan tema "Problematising Megaliths of Southeast Asia and the Pacific" di Sogang University, Seoul, Korea.

"Hadir dalam konferensi tersebut para ahli dari berbagai negara terutama untuk mencermati perkembangan riset megalitik di wilayah Asia Tenggara dan Pasifik. Para ahli yang hadir juga membandingkan dengan wilayah lain di dunia," kata Ali, Minggu (19/10/2014).

Ali melanjutkan, para pembicara berasal dari Korea, Amerika,‎ Inggris, Laos, Australia, Mariana Island, Kanada, Belgia, dan masih banyak‎ lagi negara lainnya.

"Saya mendapat kesempatan berbicara pada hari terakhir dan sebagai‎ pembicara terakhir. Presentasi saya berjudul "Recent Research at Gunung‎ Padang Megalithic Site ini Cianjur, West Java, Indonesia"," urai Ali.

Menurut dia, sebelumnya‎ paper ilmiah telah dikirimkan kepada panitia dan telah dibagikan kepada‎ para peserta. Para peserta tampak antusias saat menyaksikan presentasinya‎.

"Ekspresi yang sempat saya lihat di antara para peserta adalah decak kekaguman karena menyaksikan besarnya situs yang sedang diteliti dan‎ banyaknya temuan yang mengagumkan di situs tersebut. Para ilmuwan dan‎ peneliti dari mancanegara tersebut tercengang karena Situs Gunung Padang ternyata mempunyai ukuran yang sangat besar," jelas Ali.

Apresiasi juga diberikan karena metode dan teknik yang digunakan tergolong maju untuk riset arkeologi saat ini. Setelah presentasi, cukup banyak yang memberikan‎ ucapan selamat dan menunggu kabar baik dari riset selanjutnya.

"Beberapa peneliti dari berbagai negara juga menyataan siap jika dibutuhkan bantuannya. Bagi para peneliti tersebut, situs Gunung Padang tidak hanya penting dalam konstelasi megalitik Asia Tenggara tetapi juga dunia," tutupnya.

(ndr/nrl)

Sumber : http://news.detik.com/read/2014/10/19/133313/2723069/10/dipresentasikan-di-seoul-situs-gunung-padang-undang-decak-kagum-peneliti-asing

17 October 2014

Atasi Limbah Pabrik & Elektrikfikasi, Melalui Dua Alat Ini


http://jabarprov.go.id/assets/images/berita/gambar_9896.JPG

BANDUNG – Untuk mengatasi permasalahan limbah pabrik dan elektrifikasi atau kekurangan energi listrik, Pemerintah Provinsi Jawa Barat melirik dua alat temuan hasil karya Dicky Zainal Arifin.
Kedua alat ini didemonstrasikan di hadapan Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar di Rumah Dinasnya, Jl. Ir. H. Juanda Nomor 148 Dago, Bandung pada Senin malam (13/10). Pada demonstrasi alat yang juga disaksikan Asisten Daerah Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Jawa Barat Yerry yanuar, perwakilan para OPD terkait, serta Bupati Bandung Dadang M Nasser ini, Kang Dicky (sapaan akrab Dicky Zainal Arifin) memperagakan alat elektrifikasi listrik yang ia beri nama Balaruna. Alat ini berupa generator penghasil energi listrik yang tidak memerlukan bahan bakar untuk menghasilkanya. Uniknya, alat ini akan terus memproduksi listrik tanpa henti atau disebut overunity.

Lebih lanjut Kang Dicky menjelaskan sistem kerja alat ini seperti angka 8, sehingga gelombang elektromagnetik yang dihasilkan putaran menghasilkan energi yang tak pernah habis, karena terus men-charge atau memberi masukan energi yang dibutuhkan. ”Itu namanya generator tanpa bahan bakar, jadi prinsipnya overunity. Overunity itu maksudnya tanpa habis-habis seperti angka delapan, overunity-seperti ouroboros. Jadi, si listrik itu akan kembali men-charge lagi, men-charge lagi, men-charge lagi seperti itu. Itu free energy sebetulnya. Dan ini hal yang selama ini dunia cari” ungkap Kang Dicky.

Sementara biaya untuk memproduksi alat ini sangatlah terjangkau. Untuk membuat satu alat dapat menghabiskan dana hingga 1,5 juta rupiah. Namun dapat menerangi listrik hingga lima rumah karena dapat menghasilakan listrik hingga 600 watt. Namun, untuk menghasilkan energi yang lebih besar lagi, alat ini dapat disesuaikan ukurannya dengan energi yang dibutuhkan. Selain itu, alat ini pun dapat dibuat untuk sumber listrik alat elektronik tertentu, seperti balaruna untuk televisi, komputer ataupun yang lainnya.

Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar sangat mengapresiasi dan mendukung pengadaan alat ini sebagai solusi dalam program elektrifikasi untuk desa-desa di Jawa Barat yang belum terjangkau aliran listrik. ”Kita tahu sekarang di Jawa Barat masih banyak desa-desa atau rumah yang belum ada listrik. Karena masalah instalasinya yang begitu mahal. Jadi PLN juga kita tidak bisa paksa dan harapkan untuk membangun instalasi yang begitu besar. Nah, tadi ada elektrifikasi yang dengan harga murah. Teknologi ini akan kita kembangkan ke beberapa desa, sekaligus nanti yang buat adalah masyarakat desa. Tinggal kita training, sehingga jadi pemberdayaan ekonomi masyarakat juga untuk membuat alat-alat elektrifikasi tadi”, papar Wagub.
Wagub pun berharap alat ini dapat membantu sistem elektrifikasi masyarakat serta segera mengaplikasikan. Selain itu Wagub ingin Balaruna ini segera dipatenkan untuk menghindari pengakuan dan pemanfaatan dari pihak lain.

Selain Balaruna, dalam mengatasi limbah yang berasal dari industri yang berdampak pada pencemaran lingkungan, Kang Dicky juga telah menciptakan Alat Pemurni Air-khususnya limbah cair industri-yang sederhana dan terjangkau.

Wagub mengatakan bahwa saat ini masih banyak pabrik yang belum memiliki instalasi pengolahan air limbah atau Ipal yang baik. Untuk itu, pihaknya ingin mencoba alternatif teknologi tepat guna melalui Ipal yang terjangkau, sehingga dapat menjadi solusi agar dapat menjernihkan kembali air limbah yang dihasilkan industrti dan layak untuk dialirkan ke sungai-sungai.

Melalui alat pemurni air yang diaku Kang Dicky belum diberi nama ini, Wagub berharap melalui alat ini teknologi tepat guna dapat segera diaplikasikan untuk solusi Ipal yang murah. ”Ini bisa jadi suatu solusi bagaimana dengan Ipalnya yang murah, sehingga keluarnya di bawah baku mutu air sendiri, jadi tidak di atas baku mutu air. Jadi, memang layak untuk dialirkan ke sungai-sungai kita dengan harga yang murah. Kalau berhasil kita uji coba-ini menjadi solusi, jadi tidak ada lagi nanti pabrik-pabrik yang mengeluarkan limbah B3 tadi mencemari sungai-sungai kita. Jadi peneggakkan hukum kita bisa lakukan kalau dia (industri) memang tidak mau melakukan pengolahan limbahnya”, jelas Wagub.

Wagub pun menambahkan bahwa saat ini tengah dilakukan uji coba dalam mereklamasi sawah-sawah yang telah dialiri air limbah dengan mereklamasinya melalui pupuk tertentu.

Alat pemurni air ini sendiri memakai teknik Fisika dan gravitasi dalam mengoperasikannya. Kang Dicky mengatakan di dalam tabung alat ini terdapat beberapa lapis penyaring air tertentu yang dapat menjernihkan air limbah yang kotor dan beracun. ”Fisikalah ini, jadi mulai gravitasi. Kita pakai gravitasi dan kemudian ada penyarigan-penyaringan. Penyaringan-penyaringan yang itu resep saya sendiri. Jadi saya tidak meniru, resep-resep ini saya buat sendiri, ada apa saja di dalamnya dan sebagainya. Makanya dari limbah yang hitam bisa keluar bening”, papar Kang Dicky.

Sementara itu, Bupati Bandung Dadang M Nasser yang turut hadir menanggapi dengan baik adanya kedua alat pemurni air dan elektrifikasi ini. Khusus untuk alat pemurni air, ia pun berharap dengan alat ini pabrik-pabrik yang ada di wilayahnya dapat segera menerapkan Ipal yang terjangkau agar dapat segera mengendalikan limpahan limbah untuk mendukung program Citarum Bestari. ”Kami membutuhkan ini, tadi sudah bicara dengan pak Wagub-kaitan dengan penyelesaian situ hulu-hilir per 20 km Citarum. Terutama untuk Ipal limbah cair yang ada dimulai dari Ibun sampe ke Baleendah. Ini harus ada Ipal dan kita harus duduk bersama untuk membicarakannya”, harap Dadang.

Kang Dicky mengaku tujuan dirinya menciptakan alat ini adalah untuk memberdayakan ekonomi masyarakat, sehingga nantinya alat ini akan diproduksi sendiri oleh masyarakat yang disesuaikan dengan kebutuhan listriknya.

Untuk itu, perlu adanya upaya penerapan teknologi tepat guna agar dapat mengembalikan kondisi lingkungan dan alam kembali seperti semula. Dan hal ini dapat dilakukan melalui instalasi pengolahan limbah yang sederhana dan terjangkau bagi semua kalangan. 

Sumber : http://jabarprov.go.id/index.php/news/9896/2014/10/14/Atasi-Limbah-Pabrik-Elektrikfikasi-Melalui-Dua-Alat-Ini

25 September 2014

Setelah Koin dan Kujang, Kini Ditemukan 'Jendela' di Gunung Padang


Rachmadin Ismail - detikNews

 
Foto: dok. TTRM Gunung Padang

Jakarta - Temuan demi temuan mengejutkan terus bermunculan di situs megalitikum Gunung Padang. Setelah koin dan artefak kujang yang menghebohkan, kini ada struktur batuan yang mirip dengan jendela. Bagaimana ceritanya?

Salah seorang anggota tim peneliti dari Gunung padang Y Paonganan mengatakan, ada struktur yang mirip dolmen (meja batu tempat meletakkan sesaji yang dipersembahkan kepada roh nenek moyang). Bentuknya ada batu melintang lalu ditopang oleh batu-batu di bawahnya.

"Dolmen atau meja batu selama ini diinterpretasikan digunakan untuk penguburan. Dolmen juga digunakan sebagai kursi pada saat upacara keagamaan," kata Paonganan dalam rilis kepada detikcom, Selasa (24/9/2014).

Namun, ada perbedaan antara dolmen di tempat lain dan di Gunung Padang. Di sana, struktur itu mengarah pada satu bagian dari bangunan seperti jendela atau tempat saluran air.

"Hipotesa sementara ini adalah jendela atau ceruk dari bangunan megah tersebut. Temuan ahli konstruksi sipil DR Budiarto Ontowirjo oni dilaporkan ke Arkeolog DR Ali Akbar dan Tim arsitektur Pon Purajatnika dan Chaedar Saleh. Perlu penelitian lanjutan, karena di sela-sela batu tampaknya ada lubang. Minggu depan, temuan ini akan diteliti‎ lebih lanjut," paparnya.

(mad/ndr)

Sumber : http://news.detik.com/read/2014/09/24/151202/2699838/10/setelah-koin-dan-kujang-kini-ditemukan-jendela-di-gunung-padang

17 September 2014

Koin Logam 5.200 SM Ditemukan di Gunung Padang

Koin Logam 5.200 SM Ditemukan di Gunung Padang


Kawasan situs Megalit Gunung Padang saat dikunjungi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ani Bambang Yudhoyono di Desa Karyamukti, Kecamatan Cempaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. (25/2). TEMPO/Aditya Herlambang Putra

TEMPO.CO, Cianjur - Artefak berbentuk koin logam yang ditemukan Tim Nasional Peneliti Situs Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat. Wakil Ketua Timnas Bidang Arkeologi, Ali Akbar, mengatakan logam terbuat dari perunggu yang diperkirakan berasal dari masa 5.200 sebelum Masehi itu ditemukan pada Senin, 15 September 2014.

Koin tersebut, kata dia, berdiameter 1,7 sentimeter dan tebal 1,5 milimeter. "Uniknya, garis melingkar itu ternyata berbentuk untaian lingkaran yang sangat kecil sekali, dan diameternya sekitar 0,3 milimeter dengan jumlah sebanyak 84 lubang,” kata Akbar di Cianjur, Selasa, 16 September 2014.

Menurut Akbar, sebelumnya pada kedalaman 2-3 meter pihaknya menemukan beberapa artefak di sana, di antaranya mata tombak, trak logam, tongkat, gerabah, dan lain-lain, yang rata-rata berusia diperkirakan 5.200 SM. Namun, artefak yang terakhir ditemukan pada Senin lalu itu terdapat di kedalaman 11 meter saat proses pengeboran di teras lima.

"Saya memang belum bisa memastikan usia koin logam yang ditemukan. Tapi, jika artefak lainnya berusia 5.200 SM di kedalaman 2-3 meter, apalagi usia artefak koin logam yang ditemukan di kedalaman 11 meter. Jadi kemungkinan lebih tua lagi," ujar Akbar.

Koin logam yang ditemukan, lanjut dia, sekitar tengah malam pukul 00.00 WIB, saat proses pengeboran mencapai 11 meter. Koin itu juga terangkat melalui saluran pembuangan limbah, sehingga koin itu berbentuk utuh atau tidak rusak.

"Mata bor ini kan kecil sekitar 5 sentimeter. Jadi, di samping sisi kiri dan kanan bor itu ada saluran air agar memudahkan pengeboran, lalu dikeluarkan lagi melalui saluran sisi lainnya. Di saat saluran air itu berjalan, koin itu terangkat. Sehingga bentuk koin tersebut masih sangat utuh," kata dia.

Koin tersebut, kata dia, berwarna hijau kecokelatan. Ukurannya sangat kecil berdiameter 1,7 sentimeter dan permukaanya datar. Pada koin itu terdapat lingkaran yang sangat banyak motif. Seperti motif gawangan di samping lingkaran koin, lalu di dalamnya ada garis melingkar pada semua bagian koin.

Akbar memperkirakan koin tersebut digunakan sebagai status sosial dan ritual upacara, bukan alat penukaran. Sebelumnya para peneliti, memperkirakan di kedalaman 5 meter itu sudah tidak ada peradaban atau kehidupan lagi, kalau konteksnya dilihat saat penemuan artefak beberapa waktu lalu.

"Berarti usia situs itu bisa lebih tua lagi. Kemungkinan masih banyak benda-benda seperti itu. Tapi kami akan teliti dulu lebih lanjut dan dibawa ke laboratorium," katanya.

DEDEN ABDUL AZIZ

Sumber : http://www.tempo.co/read/news/2014/09/16/058607445/Koin-Logam-5200-SM-Ditemukan-di-Gunung-Padang

16 September 2014

Setelah 'Kujang', Tim Gunung Padang Kini Temukan Logam Beraksara Misterius

Senin, 15/09/2014 17:54 WIB
Rachmadin Ismail - detikNews
 

dok. Tim Nasional Gunung Padang 
 
Jakarta - Para arkeolog yang tergabung dalam tim nasional Gunung Padang kembali menemukan benda kuno. Setelah artefak yang diduga mirip kujang, kini ada sebuah logam beraksara yang masih misterius asal usulnya.

Erick Rizky, salah seorang anggota tim menyebut, logam itu ditemukan tadi pagi. Posisinya terbenam di tanah kedalaman 11 meter. Warnanya hijau dan beraksara.

"Coring di kedalaman 11 meter subuh tadi ditemukan bentuk seperti logam beraksara yang tidak dikenal," kata Erick dalam email kepada detikcom, Senin (15/9/2014).

Saat ini, temuan tersebut sudah diserahkan ke juru pelihara gunung padang dan dipelajari serius oleh DR Ali Akbar. Tim kemudian akan membawanya ke laboratorium dan menafsirkannya nanti.

Sebelumnya tim juga menemukan benda mirip senjata khas Jawa Barat Kujang. Benda ini diduga, tak hanya dibuat asal-asalan. Namun menggunakan perhitungan matematis yang teliti.

"Bentuknya seperti senjata. Ada bagian pegangan, semacam pinggang, bagian bilah yang bifacial, tajaman dibuat dari dua sisi," kata arkeolog UI Ali Akbar.

Menurut dia, nama asli benda itu belum diketahui persis karena berasal dari masa prasejarah yakni suatu perioede ketika manusia belum mengenal huruf.

Wakil ketua Geologi Tim Gunung Padang Danny Hilman menambahkan, artefak itu berukuran 22 x 7 cm. Mengingatkannya pada konstanta phi. Selain itu, ada kandungan magnetik di dalam batu tersebut dan pori-porinya tidak bersambung, sehingga air tidak masuk ke dalam benda tersebut.

"Jadi, ini artefak tidak dibuat dengan sembarangan, tapi dibuat dengan rumus matematika," paparnya.

(mad/ndr)

Sumber : http://news.detik.com/read/2014/09/15/175438/2690919/10/setelah-kujang-tim-gunung-padang-kini-temukan-logam-beraksara-misterius?991104topnews

Tim Riset Temukan Koin di Gunung Padang, Diduga Dihasilkan dengan Teknik Cetak

Selasa, 16/09/2014 04:30 WIB
Fajar Pratama - detikNews


Jakarta - Timnas riset Gunung Padang menemukan sebuah koin ketika tengah mengebor di kedalaman 11 meter. Koin ini dipastikan bukan berbahan besi.

Penemuan tersebut terjadi pada tengah malam menjelang 15 September 2014 dinihari. Koin diperoleh melalui proses pengeboran menggunakan pipa berdiameter 5cm di Teras 5.

"Pada Kedalaman 11 meter diperoleh koin yang kemudian dilakukan analisis awal Oleh Tim Arkeologi, DR . Ali Akbar dkk," ujar ERik Rizki, sekretaris Timnas Riset Gunung Padang dalam pernyataannya, Selasa (16/9/2014).

Temuan tersebut kata Rizki, merupakan artefak karena menunjukkan hasil karya manusia. Artefak dibuat dari logam dan kini kondisinya telah mengalami proses oksidasi. Dalam proses pengujian cara sederhana, koin berwarna hijau kecoklatan itu dipastikan bukan besi.

Adapun dua sisi, masing-masing berpermukaan datar. Diameter 170mm, tebal 1,5mm. Sisi pertama tidak terlalu jelas menunjukkan gambar atau motif tertentu kecuali lingkaran di bagian dalam dengan jarak 3 mm dari pinggiran. Sisi kedua terdapat banyak motif atau gambar. Pada bagian pinggir atau tepian terdapat motif garis tegak menyambung dengan garis mendatar menyambung dengan garis tegak.

"Motif seperti ini dalam khasanah arkeologi disebut motif gawangan (seperti gawang). Pada jarak 6,5mm dari bagian pinggiran terdapat lingkaran. Lingkaran dengan diameter 10,5mm tersebut setelah diteliti lebih lanjut ternyata terdiri atas 84 lingkaran kecil," ujar Rizki.

Lingkaran-lingkaran kecil tersebut terletak berdampingan membentuk lingkaran. Masing-masing lingkaran kecil berukuran sama yakni 0,3 mm.

"Suatu ukuran yang maha kecil, sehingga untuk membuatnya diperlukan ketelitian, kesabaran, dan tingkat presisi yang super tinggi. Detail yang terdapat pada benda ini, ukurannya yang sangat kecil, dan konsistensi ukuran membawa pada kesimpulan sementara bahwa benda ini dihasilkan dengan teknik dicetak," kata Rizki.

(fjp/fjp)
Sumber : http://news.detik.com/read/2014/09/16/043043/2691171/10/tim-riset-temukan-koin-di-gunung-padang-diduga-dihasilkan-dengan-teknik-cetak

15 September 2014

Peneliti Bosnia Sebut Ada Kekuatan Magnet di Puncak Gunung Padang

Rabu, 14/05/2014 13:06 WIB

Peneliti Bosnia Sebut Ada Kekuatan Magnet di Puncak Gunung Padang

Dhani Irawan - detikNews

JAKARTA- Arkeolog dari Bosnia Herzegovia, Semir Sam Osmanagich mengungkapkan pengalamannya saat melakukan penelitian di situs Gunung Padang. Sam menyebut, adanya energi magnet di puncak bukit itu.

"Di dalam ada semacam kekuatan menyembuhkan. Di puncak terdapat kekuatan elektromagnetik yang semakin menguat," kata Sam dalam sebuah diskusi tentang situs Gunung Padang, di Auditorium Plaza Bank Mandiri, Jl Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Rabu (14/5/2014).

Sam bersama dengan peneliti dari LIPI Danny Hilman Natawidjaja menjadi pembicara dalam acara Ganesha 83 Legacy Talk Series itu. Danny juga membenarkan adanya fenomena tersebut.

"Bahkan ada juga bagi orang-orang yang bisa merasakan ada di atas chamber-chamber itu. Ada beberapa spot yang terasa seperti itu," kata Danny.

Sam percaya jika situs Gunung Padang adalah sebuah struktur piramida yang direkayasa. Namun, masih ada pertanyaan lanjutan mengenai siapa yang membentuk situs itu dan bagaimana.

Sejauh ini, tim yang melakukan penelitian yaitu Tim Terpaddu Riset Mandiri Gunung Padang belum bisa menentukan usia situs ini secara relatif maupun absolut. Hal ini karena belum ditemukannya artefak di wilayah situs itu.

(dha/ndr)

Sumber : http://news.detik.com/read/2014/05/14/130631/2582362/10/peneliti-bosnia-sebut-ada-kekuatan-magnet-di-puncak-gunung-padang?nd771104bcj

[Video] Gunung Padang Teknologi Tinggi Indonesia Raya


AKUISISI DATA geofisika Tim Riset Gunung Padang diubah dalam bentuk animasi scientific oleh Andrawan, Ahli Desain Grafis dan Multi Media




Sumber : http://www.youtube.com/watch?v=nRTLoPozoxQ


30 August 2014

[Video] Indonesia Super Digital 2018

INDONESIA SUPER DIGITAL 2018


Konsep Indonesia Super Digital (INDOSUTAL) melalui ketersediaan listrik tanpa bahan bakar untuk kepentingan telekomunikasi. Upaya untuk membuat Indonesia menjadi lebih baik, modern dan maju di segala bidang. Mandiri Aplikasi, Kesenjangan Digital Teratasi.

 


[Video] Presiden RI (SBY) di Gunung Padang 24 Feb 2014

 


28 August 2014

Jabar siapkan Rp3 miliar untuk Situs Gunung Padang

Jabar siapkan Rp3 miliar untuk Situs Gunung Padang

Senin, 18 Agustus 2014 23:12 WIB | 5.552 Views
Jabar siapkan Rp3 miliar untuk Situs Gunung Padang
Situs megalitikum Gunung Padang (area-wisata-jabar.blogspot.com)
 
 
Bandung (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyiapkan anggaran sebesar Rp3 miliar dari APBD 2014 untuk membebaskan lahan di Situs Gunung Padang, Kabupaten Cianjur.

"Tadinya Rp15 miliar dari Pemprov Jabar, tetapi tidak ada payung hukumnya kita turunkan menjadi Rp3 miliar," kata Wakil Gubernur Jabar, Deddy Mizwar usai pertemuan dengan Tim Nasional Gunung Padang di Bandung, Senin.

Ia menuturkan, dana sebesar itu belum terpakai karena status kepemilikan tanah di kawasan Gunung Padang belum diketahui.

Ia mengungkapkan, kucuran dana itu merupakan dukungan Pemerintah Provinsi Jabar untuk proses penelitian Gunung Padang agar cepat selesai.

"Pemprov Jabar mendukung penuh proses penelitian Situs Gunung Padang bisa diselesaikan," katanya.

Pemerintah Provinsi Jabar, kata Deddy, juga siap membangun sarana transportasi ke daerah Gunung Padang

Sementara yang baru tersedia, lanjutnya, transportasi Kereta Api yang diharapkan Gunung Padang menjadi salah satu wisata unggulan di Jabar.

"Kami harap pengembangan kawasan situs Gunung Padang menjadi kawasan wisata yang unggul," katanya.

Upaya mempercantik Gunung Padang, kata Deddy, pihaknya akan membenahi warung sekitar gunung agar lebih menarik dan tidak mengganggu keaslian Situs Gunung Padang.

"Situs ini harus Ada manfaat untuk masyarakat di sana, Situs Gunung Padang dari Jawa Barat untuk Indonesia, Indonesia untuk dunia," kata Deddy.

(KR-FPM/F003)
Editor: Tasrief Tarmizi

Sumber : http://www.antaranews.com/berita/449013/jabar-siapkan-rp3-miliar-untuk-situs-gunung-padang?utm_source=fly&utm_medium=related&utm_campaign=flybox

Wisatawan asal Eropa kunjungi Gunung Padang

Wisatawan asal Eropa kunjungi Gunung Padang

Minggu, 15 Juni 2014 19:23 WIB | 4.431 Views
Wisatawan asal Eropa kunjungi Gunung Padang
Situs Megalit Gunung Padang. (infowisata.com)
 
 
Cianjur (ANTARA News) - Sejak satu bulan terakhir, Situs Meghalit Gunung Padang di Kecamatan Campaka, Cianjur, Jabar, dikunjungi ratusan wisatawan dari sejumlah negara di Eropa dan Timur Tengah dan Australia.

Situs itu, telah dikunjungi sebanyak 135 wisatawan dari berbagai negara di Eropa dan Timur Tengah, seperti Australia, Canada, Rusia, Jerman, Amerika, Italia, Belanda, Prancis dan Arab Saudi.

Koodinator Juru Pelihara Gunung Padang, Nanang, Minggu, mengatakan, pengunjung dari luar negeri mulai berdatangan sejak beberapa pekan ini. Sedangkan wisatawan lokal terjadi mencapai 21 ribu dari berbagai wilayah di Indonesia.

"Kunjungan ke situs sekarang makin banyak dari luar negeri dan setiap minggu pasti ada wisatawan asing yang datang. Untuk wisatawan lokal mencapai ratusan setiap hari Minggu," katanya

Banyaknya wisatawan asing, menurut dia, menandakan Gunung Padang telah dikenal dan dikatahui hingga tinggat internasional, sehingga pihaknya mengharapkan pemerintah dapat lebih memfasilitasi sarana dan prasarana penunjang, termasuk infrastruktur.

"Fasilitas yang ada saat ini masih belum bagus dan sangat minim. Belum lagi buruknya infrastruktur jalan menuju kawasan ini," tuturnya.

Selain itu, tambah dia, gerbang atau pintu masuk dan keluar situs perlu diubah. Sebab, antrean panjang kerap terjadi di halaman pintu masuk. Seharusnya, lanjut dia, pintu keluar dialihkan ke jalan Kampung Cipanggulaan, sehingga wisatawan yang akan masuk atau keluar tidak mengantre.

"Terkadang kami sendiri yang mengalihkan pengunjung yang keluar ke jalan Kampung Cipanggulaan karena kemarin sudah ada donatur yang memperbaiki jalan itu," ucapnya.

Sementara itu, tambah dia, di area Situs Gunung Padang membutuhkan 40 tong sampah untuk memisahkan sampah organik dan non organik. Pasalnya, petugas di situs selalu kewalahan menangani sampah ketika tingkat kunjungan membludak.

"Mudah-mudahan pemerintah bisa menambah lagi tempat sampah, agar pengunjung tidak buang sampah sembarangan," harapnya.
(KR-FKR/Y003)
Editor: Ruslan Burhani



Sumber : http://www.antaranews.com/berita/439163/wisatawan-asal-eropa-kunjungi-gunung-padang?utm_source=fly

LPDP Dukung Riset dan Pengembangan Situs Gunung Padang

ARKEOLOGI

LPDP Dukung Riset dan Pengembangan Situs Gunung Padang

Jumat, 22 Agustus 2014 | 07:03 WIB
 
KOMPAS IMAGES / FIKRIA HIDAYAT - KRISTIANTO PURNOMO Situs megalit Gunung Padang di Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, 30 Mei 2014. Tim Riset Mandiri Gunung Padang mengungkapkan bahwa situs dibangun oleh empat kebudayaan berbeda, yang tertua diperkirakan mencapai umur 10.000 tahun.

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) akan mendukung riset dan pengembangan situs Gunung Padang. Dukungan tersebut berupa bantuan pendanaan yang ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman kerja sama antara LPDP dengan Direktorat Jenderal Kebudayaan.

Disaksikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh, penandatanganan nota kesepahaman itu dilakukan seusai upacara bendera memperingati HUT ke-69 Kemerdekaan Republik Indonesia, di kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Minggu (17/08/2014) lalu.

"Kami berterima kasih kepada LPDP yang sudah memberikan dukungan pendanaan riset dan pengembangan Situs Gunung Padang," kata Mendikbud di Jakarta, Kamis (21/8/2014).

Pada kesempatan tersebut Mendikbud juga mengundang TNI Angkatan Darat yang masuk dalam tim nasional penelitian dan pengelolaan Situs Gunung Padang. Selain Kemendikbud dan TNI Angkatan Darat, tim nasional penelitian situs Gunung Padang juga melibatkan Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian ESDM, Gubernur Provinsi Jawa Barat, dan Bupati Cianjur.

"Pembentukan tim nasional diharapkan dapat saling mendukung dalam melakukan riset sampai pengembangan yang lebih jauh lagi," kata Mendikbud.

Mendikbud mengatakan, saat ini TNI Angkatan Darat sudah mulai melakukan pembersihan situs Gunung Padang yang berlokasi di perbatasan Dusun Gunung padang dan Panggulan, Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur. Pembersihan lokasi sekitar Situs itu diharapkan selesai pada Oktober 2014, yaitu sebelum masa Kabinet Indonesia Bersatu dua berakhir.

"Saya juga berharap Situs ini menjadi suatu temuan yang sangat mengagumkan dan sangat unggul," ujarnya. (SENO HARTONO)


Sumber : http://edukasi.kompas.com/read/2014/08/22/07030071/LPDP.Dukung.Riset.dan.Pengembangan.Situs.Gunung.Padang

Gunung Padang layak masuk kurikulum sekolah

Gunung Padang layak masuk kurikulum sekolah

Minggu, 24 Agustus 2014 20:08 WIB | 5.729 Views
Gunung Padang layak masuk kurikulum sekolah
 
Pemandangan sebagian dari situs megalitikum Gunung Padang, Jawa Barat. Peradaban megalitikum diketahui di Tanah Air tersebar di beberapa wilayah, di antaranya Pulau Nias, Sumatera Utara, dan sebagian Pulau Flores, NTT. Situs Gunung Padang diketahui berusia jauh lebih tua ketimbang peradaban Mesir Kuno. (wikipedia.org)
 
 
Cianjur, Jawa Barat (ANTARA News) - Keberadaan situs megalithikum Gunung Padang, di Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Cianjur, Jawa Barat, dinilai layak masuk kurikulum sekolah.

"Tidak menutup kemungkian banyak fakta berbagai bidang ilmu pengetahuan ditemukan di situs tersebut usai ekskavasi dan penelitian," kata Koordinator Sahabat Gunung Padang (SGP), Eko Wiwid, di Cianjur, Minggu.

Dia menjelaskan, situs Gunung Padang sudah layak masuk dalam kurikulum sekolah pada mata pelajaran sejarah, geologi atau geografi. Hal tersebut untuk lebih diketahui pelajar tentang potensi, sejarah, seni dan kebudayaan kehidupan orang-orang zaman dulu.

"Potensi situs itu seperti yang kita ketahui bahwa potensinya sangat luar biasa. Setelah terkuak peradabannya, diharapkan bisa masuk kurikulum sekolah," katanya.

Dia menjelaskan, keberadaan situs tersebut semakin banyak yang mengapresiasi, bahkan yang berkunjung tidak hanya dari kalangan ilmuwan, budayawan, seniman, sejarahwan, jurnalis, TNI serta masyarakat secara umum.

"Namun antusiasme soal keberadaan situs Gunung Padang itu datang dari kalangan kaum muda, mahasiswa dan pelajar," katanya.

Hal ini, menurut dia, terlihat saat pihaknya dan relawan SGP melakukan dialog langsung dengan pengunjung di lokasi situs setiap hari libur sekolah. Ternyata banyak kalangan muda dari mahasiswa luar kota, bahkan luar negeri datang ke lokasi situs terbesar dan tertua di dunia itu.

"Pengunjung yang datang ke Gunung Padang, terus mengalami peningkatan, baik peningkatan dari jumlah atau kuantitas pengunjung," katanya.

Selain itu, ungkap Eko, ada peningkatan jenis varian wisatawan, seperti wisatawan mancanegara, wisatawan dari luar Jabar serta luar pulau jawa seperti dari Bali, Sulawesi, Sumatra dan beberapa daerah lainya.

"Selain adanya peningkatan varian jumlah dan wisatawan asal negara atau daerah. Terjadi peningkatan dari kalangan pelajar dan mahasiswa," katanya.

Sebelumnya ucap dia, Gunung Padang hanya diketahui beberapa kalangan tertentu seperti orang-orang yang niat berziarah atau wisata relegi.

"Dengan ada peningkatan jumlah dan varian wisatawan seperti ini, dengan adanya penelitian situs Gunung Padang yang dilakukan TTRM, mempunyai dampak posutif yang lur biasa," katanya.

Dia menambahkan, hal itu dibuktikan dengan di link-link internet dari 2011, banyak informasi soal Gunung Padang diakses penguna internet dengan jumlah rating hingga jutaan orang
Editor: Ade Marboen
COPYRIGHT © 2014

Sumber : http://www.antaranews.com/berita/450018/gunung-padang-layak-masuk-kurikulum-sekolah

"Bila Dipugar, Gunung Padang Lebih Indah Ketimbang Borobudur"

"Bila Dipugar, Gunung Padang Lebih Indah Ketimbang Borobudur"

Gunung Padang akan menjadi situs yang menarik di dunia, kata peneliti

Kamis, 1 Mei 2014, 07:24
Situs Gunung Padang di Desa Karyamukti, Kecamatan Cempaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Situs Gunung Padang di Desa Karyamukti, Kecamatan Cempaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. (VIVAnews/Anhar Rizki Affandi)
VIVAnews - Wajah situs Gunung Padang masih terbenam dalam tanah. Namun diyakini para ahli, beberapa tahun kemudian tempat tersebut akan cantik melebihi Candi Borobudur.

Situs zaman prasejarah yang berada di Cianjur itu kini baru terlihat bebatuannya saja. Menurut para ahli yang tergabung dalam Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM), dengan pemugaran, Gunung Padang akan menjadi situs yang menarik di dunia.

TTRM sedari tahun 2011 hingga Mei 2013 berusaha mengungkap misteri yang berada di dalam Gunung Padang.

"Situs Gunung Padang menjadi ajang pembuktian hipotesis bahwa bencana (katastrofi) mampu mengubah muka bumi beradaban dan populasi manusia," kata Ali Akbar, Ketua TTRM sekaligus pengajar di Departemen Arkeologi UI saat diskusi Restorasi Gunung Padang di Hotel Ambhara, Rabu 30 April 2014.

Ali menambahkan, dalam penelitian ini yang paling penting adalah tahap pemugaran dan pengembangan kawasan. "Memugar dan mengembangkan kawasan situs akan berdampak langsung pada kehidupan warga di sekitarnya," katanya.

Situs megalitikum ini baru dipugar pertama kali di puncaknya saja itu tahun 1985. Situs ini tak jauh berbeda dengan Borobudur saat ditemukan.

Bila candi termegah tersebut ditemukan tahun 1918, maka Gunung Padang lebih tua empat tahun. Dan awalnya, kondisi Borobudur hampir sama dengan Gunung Padang saat ini. Menurut Ali, yang membedakan saat ditemukan para ahli candi di Jawa Tengah ini dipugar dan Gunung Padang dibiarkan sampai 1979.
Dana Pribadi
Belajar dari Borobudur, TTRM ingin segera memugarkan situs yang berada di Cianjur tersebut. "Gunung Padang bila dipugar berpotensi lebih indah dari Borobudur," kata Ali.

Mengenai dana untuk pemugaran, TTRM tidak bisa memperkirakannya, namun berpatok dari pemugaran Borobudur yang menghabiskan sekitar US$25 juta.

Sampai saat ini, penelitian tersebut belum ada tercampur dana pemerintah, hanya dukungan ahli dari Kemendikbud. "Tim Terpadu Riset Mandiri masih menggunakan dana pribadi," kata Ali.

TTRM merupakan gabungan orang-orang yang mempunyai keahlian dari berbagai disiplin ilmu seperti Arkeologi, Astronimi, Arsitektur, Geologi, dan lainnya. (ren)


© VIVA.co.id 

Sumber : http://nasional.news.viva.co.id/news/read/501029--bila-dipugar--gunung-padang-lebih-indah-ketimbang-borobudur-

Gunung Padang Kian Betot Perhatian Peneliti Dunia

Gunung Padang Kian Betot Perhatian Peneliti Dunia

Sejumlah negara sudah menyatakan niatnya meneliti Gunung Padang


Selasa, 19 Agustus 2014, 08:02
Situs megalitikum Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat
Situs megalitikum Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat (Antara/ Agus Bebeng) (Antara/ Agus Bebeng)
VIVAnews – Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar menyatakan keberadaan situs Gunung Padang di Kabupaten Cianjur telah menarik perhatian peneliti dunia untuk mengungkap misteri di baliknya.

Menurut Deddy, hal itu terungkap setelah dia bertemu dengan salah satu lembaga carbon dating (penanggalan unsur karbon) yang bermarkas di Miami, Amerika Serikat.

"Saat mengumumkannya secara online situs mereka, sudah cukup menggemparkan dunia. Buat para peneliti dunia, situs Gunung Padang merupakan sesuatu yang cukup menggiurkan dan menarik minat mereka untuk melakukan penelitian," ucap Deddy.

Selain lembaga carbon dating asal Negeri Paman Sam, Deddy juga menyatakan sejumlah negara sudah menyatakan ketertarikan untuk datang dan mengupas misteri sejarah yang berada di Gunung Padang. Salah satunya yang sudah menyampaikan langsung adalah Bosnia-Herzegovina.

"Sudah banyak peneliti yang datang dan menyampaikan langsung kepada kami. Salah satunya dari Bosnia, bahkan mereka menyatakan sudah membentuk tim untuk melakukan penelitian," terang Deddy.

Meski para peneliti dunia sudah mulai berdatangan, namun Deddy menyatakan Pemprov Jabar belum bisa memberikan akses dan izin kepada mereka untuk menggelar penelitian.

"Memang banyak yang tertarik, tapi sejauh ini tidak kami izinkan untuk melakukan penelitian," tegasnya.

Deddy menambahkan, Pemprov Jabar sendiri sudah menyusun rencana strategis, terutama untuk pengembangan potensi di sektor kepariwisataan dengan adanya Gunung Padang ini. "Untuk saat ini, kami baru kucurkan Rp3 miliar untuk menjadikan situs Gunung Padang sebagai kawasan wisata unggulan," paparnya.

Sebenarnya, kata dia, Pemprov Jabar ingin kucurkan Rp15 miliar. Namun, dana ini terbentur payung hukum. Meski demikian, dia menjamin bahwa pemprov akan terus mendukung pengembangan Gunung Padang tersebut. (ita)


© VIVA.co.id 

sumber : http://nasional.news.viva.co.id/news/read/530118-gunung-padang-kian-betot-perhatian-peneliti-dunia

Deddy Mizwar: Misteri Gunung Padang Harus Terungkap Sebelum SBY Lengser

Selasa, 26/08/2014 16:58 WIB

Deddy Mizwar: Misteri Gunung Padang Harus Terungkap Sebelum SBY Lengser

Tya Eka Yulianti - detikNews
 
foto: Rumgapres

Bandung - Penelitian situs megalitikum Gunung Padang saat ini tengah dilakukan oleh tim nasional. Mereka diminta mengungkap misteri harta karun Gunung Padang sebelum Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengakhiri masa jabatannya.

Hal itu diungkapkan Wakil Gubernur Jabar Deddy Mizwar saat ditemui di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Selasa (26/2014). Perkembangan Gunung Padang tersebut dikatakan Deddy telah dilaporkan pada presiden.

"Khusus untuk Gunung Padang, presiden meminta supaya Pemprov Jabar mengawal. Sebelum beliau turun mudah-mudahan sudah terungkap," ujar Deddy.

Deddy mengatakan, tim peneliti akan berupa mengungkap apa saja yang menjadi spekulasi Gunung Padang.

"Ada harta karun apa sih, supaya tidak terjadi spekulasi. Insya Allah sebelum beliau serah terima jabatan," katanya.

Deddy pun mengatakan bahwa TNI turut dilibatkan dalam tim nasional ekskavasi Gunung Padang untuk ikut membantu.

"Peran TNI diharapkan dalam pengaman, supaya bagaimana konstruksi tidak roboh," tutur Deddy.


Ikuti berbagai berita menarik hari ini di program "Reportase" TRANS TV yang tayang Senin sampai Jumat pukul 16.45 WIB

(tya/ndr)

Sumber : http://news.detik.com/read/2014/08/26/165800/2673240/10/deddy-mizwar-misteri-gunung-padang-harus-terungkap-sebelum-sby-lengser

TNI Bantu Percepat Pemugaran Gunung Padang

TNI Bantu Percepat Pemugaran Gunung Padang

Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) Gunung Padang bertemu Panglima TNI.

ddd
Senin, 25 Agustus 2014, 16:09
Panglima TNI Jenderal Moeldoko menerima Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) Gunung Padang yang dipimpin oleh Dr. Danny Hilman (tengah), Senin (25/8/2014).
Panglima TNI Jenderal Moeldoko menerima Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) Gunung Padang yang dipimpin oleh Dr. Danny Hilman (tengah), Senin (25/8/2014). (Puspen TNI)
VIVAnews - Panglima TNI Jenderal Moeldoko menerima 12 anggota Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) Gunung Padang yang dipimpin oleh Dr. Danny Hilman, di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Senin 25 Agustus 2014.

Panglima TNI didampingi Kasum TNI, Asintel Panglima TNI, Asops Panglima TNI, Aster Panglima TNI dan Kapuspen TNI.

Dalam paparannya yang bertema "Bersama TNI Menggali Warisan Leluhur Untuk Merevitalisasi Sejarah dan Jatidiri Bangsa” di hadapan Panglima dan jajarannya, Danny menjelaskan perihal situs prasejarah Gunung Padang.

Kata Danny, situs prasejarah Gunung Padang mulai ramai dibicarakan publik setelah Tim Terpadu Riset Mandiri yang diinisiasi oleh Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana, Andi Arief, telah menemukan bangunan yang tertimbun di bawah Gunung Padang.

"Tim tersebut terdiri dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian ESDM, Gubernur Jawa Barat, Bupati Cianjur dan TNI Angkatan Darat. Nantinya, situs Gunung Padang akan dimanfaatkan untuk kepentingan edukasi dan juga obyek wisata," kata Danny.

Lebih lanjut, Danny menyampaikan, gunung yang terletak di Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Cianjur, Jawa Barat ini adalah kunci pembuka misteri leluhur bangsa dari zaman es. [Baca Situs Gunung Padang Ada Sejak Zaman Es?]

Situs bangunan Gunung Padang adalah aset negara yang sangat penting untuk revitalisasi sejarah dan jati diri bangsa, juga kemungkinan mengandung warisan berharga lainnya. Oleh karena itu, kata dia, layak untuk dijadikan aset vital strategis.

Sementara itu, Panglima TNI mengatakan bahwa TNI sangat mengapresiasi apa yang telah dilakukan oleh TTRM Gunung Padang selama ini.

"Saya sudah berkoordinasi dengan Kementerian terkait dan sudah disampaikan kepada Presiden. Selanjutnya TNI akan membantu personel dan materiil untuk kegiatan percepatan pemugaran situs Gunung Padang," kata Panglima TNI.


© VIVA.co.id 

Sumber : http://nasional.news.viva.co.id/news/read/531942-tni-bantu-percepat-pemugaran-gunung-padang

Panglima TNI Siap Bantu Percepatan Riset Gunung Padang

2014-08-25 16:17:25
Panglima TNI Siap Bantu Percepatan Riset Gunung Padang


Dr Danny Hilman dan Panglima TNI Moeldoko (Helmi/dok)


Politikindonesia - Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko menerima Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) Gunung Padang yang dipimpin oleh Dr. Danny Hilman Natawijawa  yang mewakili Andi Arief selaku Staf Khusus Presiden RI Bidang Bantuan Sosial dan Bencana beserta 12 personel TTRM, di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Senin (25/08). Dalam pertemuan ini, TTRM memaparkan hasil riset yang mereka lakukan di situs Gunung Padang.

Rilis yang diterima dari Puspen TNI, Senin (25/08), menyebutkan, dalam pertemuan itu, Panglima TNI didampingi Kasum TNI, Asintel Panglima TNI, Asops Panglima TNI, Aster Panglima TNI dan Kapuspen TNI.

Dalam paparan berjudul “Bersama TNI Menggali Warisan Leluhur Untuk Merevitalisasi Sejarah dan Jatidiri Bangsa,” Danny menjelaskan bahwa situs prasejarah Gunung Padang mulai ramai dibicarakan publik setelah Tim Terpadu Riset Mandiri yang diinisiasi oleh Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana Andi Arief, menemukan bangunan yang tertimbun di bawah situs yang terletak di Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Cianjur, Jawa Barat itu.

“Tim tersebut terdiri dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian ESDM, Gubernur Jawa Barat, Bupati Cianjur dan TNI Angkatan Darat. Nantinya, situs Gunung Padang akan dimanfaatkan untuk kepentingan edukasi dan juga obyek wisata”, kata Dr. Danny.

Lebih lanjut Danny menyampaikan, Gunung Padang adalah kunci pembuka misteri leluhur bangsa dari zaman es. Situs bangunan Gunung Padang adalah asset negara yang sangat penting untuk revitalisasi sejarah dan jati diri bangsa, juga kemungkinan mengandung warisan berharga lainnya. Oleh karena itu layak untuk dijadikan aset vital strategis.

Sementara itu, Panglima TNI mengatakan bahwa, TNI sangat mengapresiasi apa yang telah dilakukan oleh TTRM Gunung Padang selama ini. “Saya sudah berkoordinasi dengan Kementerian terkait dan sudah disampaikan kepada Presiden, selanjutnya TNI akan membantu personel dan materiil untuk kegiatan percepatan pemugaran situs Gunung Padang,” ujar Panglima TNI.
(tni/kap/rin)

Sumber : http://www.politikindonesia.com/m/index.php?ctn=1&k=politik&i=59911

TNI Dukung Tim TTRM Revitalisasi Situs Gunung Padang

Selasa, 26 Agustus 2014 09:36 WIB

TNI Dukung Tim TTRM Revitalisasi Situs Gunung Padang

Luska Mujidayanti
Panglima TNI Moeldoko menerima Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) Gunung Padang yang dipimpin oleh Dr. Danny Hilman di Mabes TNI Cilangkap Jakarta Timur, Senin, 25/8 (Foto: Puspen TNI).
Panglima TNI Moeldoko menerima Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) Gunung Padang yang dipimpin oleh Dr. Danny Hilman di Mabes TNI Cilangkap Jakarta Timur, Senin, 25/8 (Foto: Puspen TNI).
Nantinya, situs Gunung Padang ini akan dimanfaatkan untuk kepentingan edukasi dan juga obyek wisata.

JAKARTA, Jaringnews.com - Panglima TNI Jenderal Moeldoko sangat mengapresiasikan dan mendukung apa yang telah dilakukan oleh Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) Gunung Padang selama ini dalam menggali warisan leluhur merevitalisasi situs prasejarah Gunung Padang yang terletak di Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Cianjur, Jawa Barat.

“Saya sudah berkoordinasi dengan Kementerian terkait dan sudah disampaikan kepada Presiden RI, selanjutnya TNI akan membantu personel dan materiil untuk kegiatan percepatan pemugaran situs Gunung Padang”, kata Panglima TNI Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko dalam sambutannya di Mabes TNI Cilangkap Jakarta Timur, Senin (25/8) kemarin.

Dengan didampingi oleh Kasum TNI, Asintel Panglima TNI, Asops Panglima TNI, Aster Panglima TNI dan Kapuspen TNI, Panglima menerima Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) Gunung Padang yang dipimpin oleh Dr. Danny Hilman mewakili Dr. Andi Arief selaku Staf Khusus Presiden RI Bidang Bantuan Sosial dan Bencana beserta 12 personel TTRM.

Dalam paparannya yang bertemakan  “Bersama TNI Menggali Warisan Leluhur Untuk Merevitalisasi Sejarah dan Jatidiri Bangsa” Dr. Danny Hilman mengatakan bahwa situs prasejarah Gunung Padang yang bangunan yang tertimbun di bawah tanah mulai ramai dibicarakan publik setelah Tim Terpadu Riset Mandiri yang diinisiasi oleh Andi Arief menemukan dan merevitalisasi.

“Tim tersebut terdiri dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian ESDM, Gubernur Jawa Barat, Bupati Cianjur dan TNI Angkatan Darat.

Menurut Danny setelah selesai direvitalisasi, nantinya, situs Gunung Padang ini akan dimanfaatkan untuk kepentingan edukasi dan juga obyek wisata.

Lebih lanjut Dr. Danny menyampaikan, Gunung Padang adalah kunci pembuka misteri leluhur bangsa dari zaman es. Situs bangunan Gunung Padang adalah asset negara yang sangat penting untuk revitalisasi sejarah dan jati diri bangsa, juga kemungkinan mengandung nilai-nilai berharga lainnya.
(Lus / Deb)

Sumber : http://jaringnews.com/politik-peristiwa/umum/65580/tni-dukung-tim-ttrm-revitalisasi-situs-gunung-padang 

Panglima TNI Terima Tim Terpadu Gunung Padang, Siap Bantu Eskavasi

Senin, 25/08/2014 15:55 WIB

Panglima TNI Terima Tim Terpadu Gunung Padang, Siap Bantu Eskavasi

Dhani Irawan - detikNews

Jakarta - Panglima TNI Jenderal Moeldoko menerima tim terpadu riset mandiri Gunung Padang. Moeldoko menyampaikan kalau TNI siap memberikan bantuan untuk eskavasi situs.

"Saya sudah berkoordinasi dengan Kementerian terkait dan sudah disampaikan kepada Presiden RI, selanjutnya TNI akan membantu personel dan materiil untuk kegiatan percepatan pemugaran situs Gunung Padang" kata Moeldoko dalam keterangannya seperti disampaikan Puspen TNI, Senin (25/8/2014).

Moeldoko menrima tim terpadu di Mabes TNI Cilangkap, antara lain Dr Danny Hilman yang mewakili staf khusus presiden Andi Arief.

Danny Hilman dalam paparannya menjelaskan bahwa situs prasejarah Gunung Padang mulai ramai dibicarakan publik setelah Tim Terpadu Riset Mandiri yang diinisiasi oleh Andi Arief, telah menemukan bangunan yang tertimbun di bawah situs Gunung Padang yang terletak di Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Cianjur, Jawa Barat.

"Tim tersebut terdiri dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian ESDM, Gubernur Jawa Barat, Bupati Cianjur dan TNI Angkatan Darat. Nantinya, situs Gunung Padang akan dimanfaatkan untuk kepentingan edukasi dan juga obyek wisata," jelas Danny.

Lebih lanjut Danny menyampaikan, Gunung Padang adalah kunci pembuka misteri leluhur bangsa dari zaman es. Situs bangunan Gunung Padang adalah aset negara yang sangat penting untuk revitalisasi sejarah dan jati diri bangsa, juga kemungkinan mengandung warisan berharga lainnya. Oleh karena itu layak untuk dijadikan asset vital strategis.

sumber : http://news.detik.com/read/2014/08/25/155518/2671851/10/panglima-tni-terima-tim-terpadu-gunung-padang-siap-bantu-eskavasi?nd772204btr

04 July 2014

Gunung Padang Ditetapkan Jadi Situs Cagar Budaya

Endro Priherdityo - detikNews

Jakarta - Gunung Padang kini ditetapkan menjadi situs cagar budaya. Keputusan itu ditetapkan Kemendikbud melalui proses penelitian.

"Iya, Gunung Padang sudah sudah kami tetapkan saya lupa persisnya apa namanya. Tapi itu sudah menjadi bagian yang harus kita lindungi. Saya sudah menetapkan itu," kata Mendikbud M Nuh di Kemendikbud, Jl Sudirman, Jakarta, Rabu (2/7/2014).

Menurut Nuh, ada tiga tahap yang dilakukan sebelum menetapkan Gunung Padang menjadi situs cagar budaya nasional.

"Yang pertama research, yang sedang kami lakukan. Yang kedua adalah eksplorasi dan konservasi. Baru setelah itu tahap pemanfaatan untuk publik," jelas Nuh.

Dalam proses penetapan cagar budaya ini tidak hanya melibatkan pihak Dikbud saja. Tapi juga melibatkan berbagai kementerian yang terkait dengan aspek ilmu pengetahuan.

"Yang terkait purbakala. Tapi kita juga inginkan situs Gunung Padang nanti sebagai pusat edukasi tentu. Yang kedua juga bagian dari pariwisata. Dan yang ketiga menjadi pusat jejaring penelitian-penelitian yang terkait kepurbakalaan," terangnya.

Nuh juga menyampaikan, dia bertemu dengan seorang peneliti dari Bosnia yang sudah melihat bagaimana Gunung Padang itu, dan mereka juga tertarik untuk melakukan kerjasama penelitian.

"Dan ini nilainya luar biasa. Karena itung-itungan awal ini sudah 2500 SM. Jadi ini lebih tua dari borobudur dan seterusnya. Oleh karena itu, penelitian-penelitian yang terkait kepurbakalaan, itu kita ingin gali terus lebih agresif lagi. Untuk menunjukkan ini lho indonesia jaman dahulu sebelum masehi sudah ada," jelasnya.

"Sekarang ini masih dalam tahap penelitian. Karena nggak mungkin langsung dibongkar harus diteliti dahulu. Ini scientific bukan klenik. Nanti hasil dari penelitian itu sudah matang baru kita lakukan eksplorasi dan konservasi. Nanti lingkungan di sekitar akan ditata karena daerah di sana indah sekali," tambahnya lagi.

Pemerintah juga sudah menyiapkan dana untuk proses penelitian ilmiah ini. "Dana sudah kita siapkan untuk penelitian, nggak perlu tahu berapa besarnya. Termasuk juga kita siapkan dari Dikbud, tapi karena ini policy nasional," tutupnya.

(mad/ndr)
 
Sumber : http://news.detik.com/read/2014/07/02/192758/2626138/10/gunung-padang-ditetapkan-jadi-situs-cagar-budaya

01 May 2014

Peneliti Lacak DNA Penghuni Asli Gunung Padang

TEMPO.COJakarta - Teka-teki siapa penghuni asli Gunung Padang yang terletak di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menjadi masalah besar bagi tim peneliti yang ingin merestorasi kawasan itu. Belum ada bukti otentik yang bisa menggambarkan pengguna kawasan yang diperkirakan berusia lebih dari 7.000 tahun itu. Tim peneliti berencana melakukan penelitian molekul asam deoksiribonukleat (DNA) untuk mencari hubungan antara masyarakat modern dan penghuni asli Gunung Padang.

Ketua Tim Terpatu Riset Mandiri Ali Akbar mengatakan sulit menunjuk siapa keturunan penghuni asli Gunung Padang jika melihat komunitas yang tinggal di sekitar area itu saat ini. Penduduk sekitar Gunung Padang, menurut Ali, mengaku sudah lama tinggal di daerah itu. "Tapi tidak ada makam-makam tua yang membuktikan bahwa dulu pernah ada penduduk di sana yang sesuai dengan usia Gunung Padang," kata Ali seusai diskusi tentang Situs Gunung Padang di Jakarta, Rabu, 30 April 2014.

Ali, yang juga ahli arkeologi dari Universitas Indonesia, menyebut penelitian DNA akan menyingkap tabir tentang siapa penghuni dan pembangun situs purba terbesar di Asia itu. Penelitian DNA juga bisa memberikan gambaran ke mana saja penghuni Gunung Padang dan keturunannya menyebar. "Selama kami meneliti dalam tiga tahun terakhir, belum pernah menemukan adanya kerangka manusia yang menjadi bukti ada kehidupan purba di situs itu," kata Ali. "Jika ada bentuk peradaban, pasti selalu ada jejaknya."

Ali mengatakan Situs Gunung Padang ditinggalkan karena adanya ancaman bencana alam besar. "Kemungkinan ada gempa yang membuat mereka pergi meninggalkan area tersebut, apalagi di sana merupakan daerah rawan gempa," katanya. Adapun bencana erupsi gunung berapi, menurut Ali, sangat kecil kemungkinannya bisa membuat Situs Gunung Padang ditinggalkan penghuninya begitu saja. "Jika ada bencana gunung api, pasti ada jejak yang tertinggal seperti kerangka yang terkubur. Semuanya harus diteliti lebih dalam lagi," katanya.

Struktur Situs Gunung Padang terletak di atas bukit dengan luas area sekitar 3.000 meter persegi. Total area situs mencapai 17.196 meter persegi. Keberadaan situs ini diketahui pertama kali oleh peneliti dari Belanda, N.J. Krom, pada 1914. Sejak saat itu, berbagai penelitian dilakukan untuk mengungkap rahasia struktur yang disebut sebagai bukti peradaban awal di Indonesia. "Lapisan dalam struktur tersusun rapi, bentuknya seperti tembok batu bata dan menunjukkan pembuatnya sangat disiplin dalam menjalankan konstruksi," kata Danny Hilman Natawidjaja, pakar geologi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

Pengujian usia struktur berdasarkan kondisi karbon yang dilakukan Laboratorium Badan Tenaga Nuklir Nasional menunjukkan situs tersebut berusia 5.500 sebelum Masehi. Sedangkan pengujian di Laboratorium Beta Miami di Amerika Serikat menunjukkan material hingga kedalaman 10 meter berusia 7.600-7.800 SM. "Lapisan-lapisan di Gunung Padang itu tidak terbentuk secara alamiah. Bentuknya menunjukkan situs itu dibuat oleh manusia," kata Danny.

GABRIEL WAHYU TITIYOGA

Sumber : http://www.tempo.co/read/news/2014/05/01/061574591/Peneliti-Lacak-DNA-Penghuni-Asli-Gunung-Padang

07 January 2014

Kang Dicky: Ada Semacam Parabola di Dalam Gunung Padang

Kang Dicky: Ada Semacam Parabola di Dalam Gunung Padang
Senin, 25 November 2013 , 15:36:00 WIB
Laporan: Dar Edi Yoga

ILUSTRASI/NET
  


RMOL. Sebanyak 437 Pyramid atau punden berundak di Indonesia ternyata telah berhasil diditeksi. Letaknyapun beraneka ragam, ada yang di bawah laut, di bawah tanah, dan di permukaan tanah. Namun belum semuanya dilakukan penelitian secara mendalam seperti Gunung Padang, Sadahurip, Rancakbuaya, dan lainnya.

Hal itu disampaikan Guru Besar Hikmatul Iman, Bandung, Dicky Zainal Arifin kepada Rakyat Merdeka Online, Sabtu malam (23/11), dalam acara Sarasehan Menyingkap Misteri Gunung Padang yang diselenggarakan Kelompok Spiritual Indonesia.

Menurut Kang Dicky, panggilan akrab Dicky Zainal Arifin, setiap bangunan yang ditemukan itu, setelah diteliti secara mendalam baik menggunakan pendekatan spiritual dan teknologi menunjukan fungsi yang berbeda, misalnya Gunung Padang, di dalamnya ditemukan semacam parabola dan bola-bola yang memancarkan energy magnetic.

"Kegunaan parabola itu untuk keperluan astronomi yang menghitung kalender galaxy dan merisetnya setiap 5125 tahun 236 hari, tergantung pemuaian Galaxy karena Galaxy terus memuai," jelas Kang Dicky.

Pendapat Kang Dicky itu dibenarkan oleh salah satu ahli fheng shui Indonesia, Gunadi Wwidjaja yang menyatakan bahwa bila melihat bentuk dan letak Gunung Padang memang jaman dahulu untuk keperluan astronomi yang mengamati galaxy untuk memprediksi masa mendatang.

"Gunung Padang sebagai tempat tertinggi untuk mengamati bintang-bintang," ujar Gunadi.

Menurut Kang Dicky, bangunan punden berundak Gunung Padang memang benar-benar buatan manusia dari masa sebelum manusia Atlantis, yakni manusia  Lemuria yang memiliki teknologi yang sangat maju.

Hingga saat ini, letak dari benua Lemuria pada masa silam masih menjadi sebuah kontroversi, namun berdasarkan bukti arkeolog yang telah ditemukan dan beberapa teori yang dikemukakan oleh para peneliti, kemungkinan besar peradaban tersebut berlokasi di Samudera Pasifik atau di sekitar Indonesia sekarang. [ysa]

Sumber : http://rmol.co/news.php?id=134523