BANDUNG – Untuk mengatasi
permasalahan limbah pabrik dan elektrifikasi atau kekurangan energi
listrik, Pemerintah Provinsi Jawa Barat melirik dua alat temuan hasil
karya Dicky Zainal Arifin.
Kedua alat ini didemonstrasikan di
hadapan Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar di Rumah Dinasnya, Jl.
Ir. H. Juanda Nomor 148 Dago, Bandung pada Senin malam (13/10). Pada
demonstrasi alat yang juga disaksikan Asisten Daerah Bidang Perekonomian
dan Pembangunan Setda Jawa Barat Yerry yanuar, perwakilan para OPD
terkait, serta Bupati Bandung Dadang M Nasser ini, Kang Dicky (sapaan
akrab Dicky Zainal Arifin) memperagakan alat elektrifikasi listrik yang
ia beri nama Balaruna. Alat ini berupa generator penghasil energi
listrik yang tidak memerlukan bahan bakar untuk menghasilkanya. Uniknya,
alat ini akan terus memproduksi listrik tanpa henti atau disebut
overunity.
Lebih lanjut Kang Dicky menjelaskan
sistem kerja alat ini seperti angka 8, sehingga gelombang
elektromagnetik yang dihasilkan putaran menghasilkan energi yang tak
pernah habis, karena terus men-charge atau memberi masukan energi yang
dibutuhkan. ”Itu namanya generator tanpa bahan bakar, jadi prinsipnya
overunity. Overunity itu maksudnya tanpa habis-habis seperti angka
delapan, overunity-seperti ouroboros. Jadi, si listrik itu akan kembali
men-charge lagi, men-charge lagi, men-charge lagi seperti itu. Itu free
energy sebetulnya. Dan ini hal yang selama ini dunia cari” ungkap Kang
Dicky.
Sementara biaya untuk memproduksi alat
ini sangatlah terjangkau. Untuk membuat satu alat dapat menghabiskan
dana hingga 1,5 juta rupiah. Namun dapat menerangi listrik hingga lima
rumah karena dapat menghasilakan listrik hingga 600 watt. Namun, untuk
menghasilkan energi yang lebih besar lagi, alat ini dapat disesuaikan
ukurannya dengan energi yang dibutuhkan. Selain itu, alat ini pun dapat
dibuat untuk sumber listrik alat elektronik tertentu, seperti balaruna
untuk televisi, komputer ataupun yang lainnya.
Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar
sangat mengapresiasi dan mendukung pengadaan alat ini sebagai solusi
dalam program elektrifikasi untuk desa-desa di Jawa Barat yang belum
terjangkau aliran listrik. ”Kita tahu sekarang di Jawa Barat masih
banyak desa-desa atau rumah yang belum ada listrik. Karena masalah
instalasinya yang begitu mahal. Jadi PLN juga kita tidak bisa paksa dan
harapkan untuk membangun instalasi yang begitu besar. Nah, tadi ada
elektrifikasi yang dengan harga murah. Teknologi ini akan kita
kembangkan ke beberapa desa, sekaligus nanti yang buat adalah masyarakat
desa. Tinggal kita training, sehingga jadi pemberdayaan ekonomi
masyarakat juga untuk membuat alat-alat elektrifikasi tadi”, papar
Wagub.
Wagub pun berharap alat ini dapat
membantu sistem elektrifikasi masyarakat serta segera mengaplikasikan.
Selain itu Wagub ingin Balaruna ini segera dipatenkan untuk menghindari
pengakuan dan pemanfaatan dari pihak lain.
Selain Balaruna, dalam mengatasi limbah
yang berasal dari industri yang berdampak pada pencemaran lingkungan,
Kang Dicky juga telah menciptakan Alat Pemurni Air-khususnya limbah cair
industri-yang sederhana dan terjangkau.
Wagub mengatakan bahwa saat ini masih
banyak pabrik yang belum memiliki instalasi pengolahan air limbah atau
Ipal yang baik. Untuk itu, pihaknya ingin mencoba alternatif teknologi
tepat guna melalui Ipal yang terjangkau, sehingga dapat menjadi solusi
agar dapat menjernihkan kembali air limbah yang dihasilkan industrti dan
layak untuk dialirkan ke sungai-sungai.
Melalui alat pemurni air yang diaku Kang
Dicky belum diberi nama ini, Wagub berharap melalui alat ini teknologi
tepat guna dapat segera diaplikasikan untuk solusi Ipal yang murah. ”Ini
bisa jadi suatu solusi bagaimana dengan Ipalnya yang murah, sehingga
keluarnya di bawah baku mutu air sendiri, jadi tidak di atas baku mutu
air. Jadi, memang layak untuk dialirkan ke sungai-sungai kita dengan
harga yang murah. Kalau berhasil kita uji coba-ini menjadi solusi, jadi
tidak ada lagi nanti pabrik-pabrik yang mengeluarkan limbah B3 tadi
mencemari sungai-sungai kita. Jadi peneggakkan hukum kita bisa lakukan
kalau dia (industri) memang tidak mau melakukan pengolahan limbahnya”,
jelas Wagub.
Wagub pun menambahkan bahwa saat ini
tengah dilakukan uji coba dalam mereklamasi sawah-sawah yang telah
dialiri air limbah dengan mereklamasinya melalui pupuk tertentu.
Alat pemurni air ini sendiri memakai
teknik Fisika dan gravitasi dalam mengoperasikannya. Kang Dicky
mengatakan di dalam tabung alat ini terdapat beberapa lapis penyaring
air tertentu yang dapat menjernihkan air limbah yang kotor dan beracun.
”Fisikalah ini, jadi mulai gravitasi. Kita pakai gravitasi dan kemudian
ada penyarigan-penyaringan. Penyaringan-penyaringan yang itu resep saya
sendiri. Jadi saya tidak meniru, resep-resep ini saya buat sendiri, ada
apa saja di dalamnya dan sebagainya. Makanya dari limbah yang hitam bisa
keluar bening”, papar Kang Dicky.
Sementara itu, Bupati Bandung Dadang M
Nasser yang turut hadir menanggapi dengan baik adanya kedua alat pemurni
air dan elektrifikasi ini. Khusus untuk alat pemurni air, ia pun
berharap dengan alat ini pabrik-pabrik yang ada di wilayahnya dapat
segera menerapkan Ipal yang terjangkau agar dapat segera mengendalikan
limpahan limbah untuk mendukung program Citarum Bestari. ”Kami
membutuhkan ini, tadi sudah bicara dengan pak Wagub-kaitan dengan
penyelesaian situ hulu-hilir per 20 km Citarum. Terutama untuk Ipal
limbah cair yang ada dimulai dari Ibun sampe ke Baleendah. Ini harus ada
Ipal dan kita harus duduk bersama untuk membicarakannya”, harap Dadang.
Kang Dicky mengaku tujuan dirinya
menciptakan alat ini adalah untuk memberdayakan ekonomi masyarakat,
sehingga nantinya alat ini akan diproduksi sendiri oleh masyarakat yang
disesuaikan dengan kebutuhan listriknya.
Untuk itu, perlu adanya upaya penerapan
teknologi tepat guna agar dapat mengembalikan kondisi lingkungan dan
alam kembali seperti semula. Dan hal ini dapat dilakukan melalui
instalasi pengolahan limbah yang sederhana dan terjangkau bagi semua
kalangan.
Sumber : http://jabarprov.go.id/index.php/news/9896/2014/10/14/Atasi-Limbah-Pabrik-Elektrikfikasi-Melalui-Dua-Alat-Ini