21 May 2013

Arkeolog Temukan Bukti Situs Gunung Padang 10 Kali Luas Borobudur


Fajar Pratama - detikNews
Jakarta - Arkeolog yang melakukan eskavasi di Situs Gunung Padang, Cianjur mendapatkan bukti signifikan. Gunung Padang merupakan sebuah bangunan besar yang luasnya bahkan 10 kali luas Candi Borobudur.

"Survei arkeologi yang dilakukan oleh Tim Terpadu Riset Mandiri berhasil menemukan sisi selatan situs Gunung Padang Cianjur. Tim yang mulai penelitian sejak Mei 2012 itu sebelumnya telah menemukan sisi utara, timur, dan barat situs," jelas Arkeolog Ali Akbar saat berbincang, Sabtu (30/3/2013).

Penemuan itu, lanjut Ketua Masyarakat Arkeologi Indonesia ini, semakin memperkuat kesimpulan tim bahwa luas situs itu minimal 15 hektar. Jika dibandingkan dengan Candi Borobudur, maka bangunan Gunung Padang minimal 10 kali luas Candi Borobudur.

"Berbeda dengan penelitian-penelitian sebelum 2012, tim ini lebih fokus untuk menyingkap sekeliling bukit yang masih tertutup hutan dan semak belukar. Bagian atas bukit sejak tahun 1979 telah diketahui oleh masyarakat umum dan kemudian menjadi objek wisata. Struktur batu di bagian atas bukit membentuk undakan sebanyak 5 teras," jelasnya.

Melalui riset sepanjang tahun 2012 sampai sekarang, Tim Terpadu Riset Mandiri selain menemukan banyak struktur di bagian badan dan kaki bukit, juga menemukan adanya indikasi teras 6 di sisi utara.

"Setelah membersihkan semak belukar di sisi selatan, diketahui sisi ini juga disusun dengan batuan columnar joint dengan jarak yang cukup rapat. Berbeda dengan sisi lainnya yang memiliki tangga naik, di sisi selatan ini belum ditemukan tangga naik. Kemungkinan memang tidak ada tangga di sisi ini mengingat kemiringannya sangat curam dan di bagian bawah langsung berbatasan dengan sungai," tuntas pengajar di jurusan Arkeologi UI ini.

(fjp/ndr)

Ini Instruksi SBY Terkait Masalah Gunung Padang dan Lumpur Lapindo

Danu Damarjati - detikNews

Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menginstruksikan Menteri ESDM dan Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) untuk terus melakukan mitigasi semburan lumpur. Keselamatan warga harus dijamin.

Selain soal lumpur Lapindo, SBY juga menginstruksikan para ahli geologi yang tergabung dalam 'Tim Terpadu Riset Mandiri' untuk meneliti patahan bumi dan gunung berapi agar mampu mencegah pengulangan bencana yang mungkin terjadi.

Berikut arahan SBY, yang disampaikan oleh Staf Khusus Presiden Bidang Bencana, Andi Arief dalam siaran persnya, Sabtu (19/5/2013).

1. Menugaskan Mendikbud dan Menteri ESDM untuk Pusat riset kebumian dipercepat dibentuk di ITB sejalan dengan sudah terbentuknya pasca sarjana kebumian. Mengingat bencana dan ancaman bencana geologi ada dan nyata, Ilmuwan kebumian diharapkan melakukan riset baik di patahan gempa maupun gunung api sehingga bukan hanya mampu mengidentifikasi ancaman saja namun juga mampu mendata kebencanaan masa lalu yang bisa terulang periodeisasinya

2. Bersama para ahli, Menteri ESDM diminta survei bawah tanah (sub surface) Jakarta sesegera mungkin dilakukan kerjasama pemerintah pusat dan Pemerintah DKI jakarta

3. Melihat perkembangan kondisi lumpur Sidoarjo yang terus menerus keluar, Menteri ESDM dan BPLS segera melakukan survei bawah tanah di bawah luapan lumpur Sidoardjo . Selain pelunasan oleh pihak Lapindo, faktor mitigasi atas luapan lumpur tidak kalah pentingnya,

4. Pembersihan atau menyibak tanah dan semak , ekskavasi dan pemugaran di Gunung Padang diselesaikan pada tahun ini, dan riset Gunung Padang dan kawasannya untuk terus dilakukan. Pemerintah pusat dan pemda serta pemkab serta kementerian/lembaga yang berhubungan dengan riset ini dalam waktu dekat berkoordinasi. Apa yang sudah ditemukan oleh tim terpadu merupakan hal yang positif bagi Indonesia bahkan dunia. Mensetkab dan Mensetneg ditugaskan segera melakukan koordinasi ini.

Tim Terpadu Riset Mandiri terdiri dari: 1. DR Danny Hilman (Ahli Gempa dan Ketua tim Riset), 2. DR. Andang Bachtiar (geolog ahli statigrafi), 3..DR. Wahyu Triyoso (Ahli seismic), 4.DR.Irwan Meilono (ahli Gempa GREAT ITB), 5.DR Boediarto Ontowirjo (ahli tkonstruksi sipil dan uji lab), 6.DR. Ali Akbar (Arkeolog UI. Ketua tim eskavasii), 7. Ir Pon Purajatnika (Arsitek, mantan ketua ikatan ahli Arsitektur Indonesia), 8. Ir Wisnu Artika (geolog) 9. DR Gegar Prasetya (ahli Tsunami ) 10. Prof Bambang (Dekan Fakultas Ilmu Budaya UI) 11.Dr.Lily Tjahjandari (Ahli Budaya UI), 12.Teguh Santosa


(dnu/rvk)

Sumber : http://news.detik.com/read/2013/05/19/041900/2249801/10/ini-instruksi-sby-terkait-masalah-gunung-padang-dan-lumpur-lapindo?9922022

Ekskavasi Gunung Padang Dilanjutkan


Gunung PADANG, Cianjur - Jawa Barat
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
Ilustrasi: Arkeolog UI, R. Cecep Eka Permana, menjadi manajer eksavasi 
dalam Proyek penelitian Gunung Padang.

CIANJUR, KOMPAS.com — Tim Terpadu Riset Mandiri Situs Gunung Padang merancang untuk melanjutkan ekskavasi yang sempat tertunda karena petisi yang meminta dihentikan.
Ketua tim arkeologi Tim Terpadu Riset Mandiri Situs Gunung Padang, Ali Akbar, Senin (20/5/2013), mengatakan, ekskavasi tersebut akan dilanjutkan setelah timnya melakukan pemaparan hasil riset yang telah dilakukan di hadapan Presiden dan para menteri.
"Ketika itu, kami paparkan langsung di depan SBY didampingi Mensesneg, Menseskab, Mendikbud, Menteri ESDM, Menparekraf, Wamen PU, dan Kabalitbang Kemendagri di Jakarta. Presiden menyampaikan apresiasi yang cukup besar terhadap hasil penelitian ini," katanya.
Sementara pihaknya belum bisa menjelaskan model riset yang akan dilakukan timnya itu. Namun, tutur dia, teknisnya kemungkinan besar akan menyerupai perencanaan riset sebelumnya, yakni Ekskavasi Kemuliaan Merah Putih.
"Di mana ekskavasi tersebut akan melibatkan relawan dan masyarakat dalam pelaksanaan pengungkapan misteri situs megalit terbesar dan tertua di Indonesia. Kami akan menyosialisasikan riset ini sebelumnya ke berbagai pihak," ujarnya.
Sementara untuk pelaksanaan ekskavasi tetap dilakukan para ahli, termasuk arkeolog yang masuk dalam Tim Terpadu Riset Mandiri Situs Gunung Padang.
Jadwalnya, tambah dia, akan segera dilakukan dalam waktu dekat.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Cianjur, Tedi Artiawan, mengungkapkan, tim terpadu akan melibatkan kembali Pemkab Cianjur dalam penelitian.
"Pemkab Cianjur memiliki tugas penting dalam rencana pemerintah tersebut. Pemkab Cianjur bertugas mengelola kearifan lokal agar masyarakat bisa dilibatkan. Sebab, tujuan rencana restorasi Gunung Padang adalah untuk memberdayakan masyarakat lokal," ucapnya.