05 February 2013

Konstruksi Gunung Padang Dirancang Arsitek Purba Ulung


Situs Gunung Padang bukti kecerdasan manusia dari segi perencanaan bangunan.

gunung padang,arkeologi
Mahandis Y. Thamrin/NGI

Penelitian situs punden berundak terbesar di Asia Tenggara Gunung Padang, terus berlanjut. Dilihat dari konstruksinya, situs yang berlokasi di Cianjur, Jawa Barat, ini sudah dibangun manusia dengan sangat cerdas.
Arkeolog muda Universitas Indonesia Ali Akbar mengutarakan, ini menunjukkan fakta bahwa pembuat bangunan Gunung Padang adalah masyarakat yang sudah memiliki peradaban tinggi. "Meski tidak ada sumber tertulis, tapi pasti dibuat oleh masyarakat yang sudah berkehidupan teratur, sudah ada organisasi sosial. Namun, tidak harus organisasi sosial berbentuk kerajaan," tegasnya.
Ali bersama rekan-rekannya dalam Tim Terpadu Riset Mandiri Gunung Padang, melakukan penelitian di situs sejak tahun lalu, tepatnya Mei 2012. Temuan yang ada sampai saat ini, bahkan melebihi ekspektasi.
Kalau sebelumnya diperkirakan memiliki luas tiga hektare, ternyata peneliti menemukan luasnya bisa mencapai 15 hektare atau lebih. Sebab, bangunan Gunung Padang bukan hanya yang terdapat di bagian atas, melainkan juga ada struktur di bagian badan dan kaki bukit dalam bentuk terasering atau tingkatan-tingkatan yang meliputi seluruh gunung.
gunungpadang,konstruksiSebuah terasering utara dekat tangga bagian bawah. Terasering semacam ini mengelilingi seluruh Gunung Padang. (Dok. Tim Terpadu Riset Mandiri)
Para "arsitek"nya yang membangun Gunung Padang di masa lampau juga secara perencanaan serta perhitungan matang, hingga bangunan bisa bertahan lama.
Salah satu faktor utama adalah batu yang digunakan di Gunung Padang, yakni batucolumnar joint, tipe batuan alami yang  terbentuk karena proses geologi.
Batuan tersebut keluar dari perut bumi, menjelang sampai di permukaan tanah, mengering, lantas memecah. Pecahan umumnya berbentuk segilima, kemudian oleh manusia, diambil dan disusun.

"Susunannya luar biasa. Antara lain penyusunan batu-batu untuk menjadi (tangga) pijakan berdasarkan kecocokan lebarnya, sampai dapat memeroleh ketinggian lereng tanpa longsor. Tadinya saya pikir konstruksi ini cerdas, ternyata sangat cerdas," ungkap Ali yang juga menjadi pengajar untuk mata kuliah Arsitektur Bangunan Masa Prasejarah, Hindu, dan Buddha.
Dan arsitek-arsitek cerdas ini juga memaku bukit, tujuannya supaya tidak longsor; konstruksi dinding bagian luar Gunung Padang diatur sedemikian rupa seperti paku yang menancap.
Terlihat dari sisi utara, timur, dan barat ditancapkan batu seperti pasak-pasak sedalam 40-50 cm. Ali bertutur, "Pasak sudah memperkokoh dinding tanah pada bukit alami itu. Di sisi utara, batu ditancap dari arah utara ke selatan. Di sisi timur, ditancap dari timur ke barat, begitu sebaliknya di sisi barat".
"Semen"
gunungpadang,konstruksiLapisan di antara batu ini bukanlah batu keras--karena dapat dikikis--juga bukan tanah. (Dok. Tim Terpadu Riset Mandiri)
Ali memaparkan pula penemuan menarik terbarunya yang terdapat pada satu susunan batu, berupa semacam adonan perekat. "Kemungkinan mereka sudah mengenal 'semen'. Cerdasnya lagi, mereka tahu di mana harus menempatkan perekatdi tengah-tengah bebatuan," terangnya.
Sampel semen purba ini langsung diperiksa di laboratorium LIPI untuk memastikan campurannya. Di samping itu, masih diyakini ada banyak bagian dari bangunan Gunung Padang yang belum terungkap, sehingga Tim Terpadu Riset Mandiri akan terus melanjutkan penelitian di tahun 2013 ini.
Tim berjumlah sepuluh orang yang terdiri dari berbagai disiplin, termasuk ahli geologi, ahlipaleosedimentologi, ahli filologi, sampai ahli geografi bentang lahan dan ahli astronomi.
(Gloria Samantha)

Sumber : http://nationalgeographic.co.id/berita/2013/01/konstruksi-gunung-padang-dirancang-arsitek-purba-ulung

03 February 2013

Ditemukan, Batu Mirip Atas Pintu Bangunan


Ditemukan, Batu Mirip Atas Pintu Bangunan

Ditemukan di Situs Gunung Padang, situs kebudayaan Megalitikum.


Batu melengkung yang ditemukan di Situs Gunung Padang, Cianjur.
Batu melengkung yang ditemukan di Situs Gunung Padang, Cianjur.


VIVAnews - Tim Terpadu Riset Mandiri 2012 baru-baru ini mengumumkan hasil ekskavasi (penggalian yang dilakukan di tempat yg mengandung benda purbakala) di situs Gunung Padang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Salah satu yang menarik perhatian adalah batu melengkung.

Tim riset, yang dipimpin arkeolog DR Ali Akbar, menemukan batu melengkung tersebut di kedalaman dua meter. Fragmen atau pecahan batu melengkung ini cukup mengejutkan, karena bentuknya berbeda dibandingkan dengan kolumnar joint (andesit dengan bentuk khas) yang secara alamiah berbentuk lurus dan irisannya segi lima.

Sementara batu melengkung ini memiliki penampang segi empat. "Lengkungan yang terlihat semacam setengah lingkaran ini jelas menunjukkan hasil kreasi manusia, yakni dipahat sedemikian rupa sehingga menghasilkan bentuk melengkung," kata DR Ali Akbar, melalui surel yang diterimaVIVAnews, 3 Februari 2013.

Menurut hipotesa tim, batu itu diduga sebagai lengkungan bagian atas pintu bangunan. Seperti apa bentuk utuh dan apa fungsinya, Tim Terpadu Riset Mandiri akan menelusurinya lebih lanjut di tahun 2013 ini, termasuk menelusuri konstruksi bangunan yang terpendam mulai dari 2 meter itu.

Saat ini, masyarakat umum bisa berkunjung ke Gunung Padang untuk menikmati konstruksi batuan di permukaan tanah, yang diduga sebagai situs prasejarah peninggalan kebudayaan Megalitikum.

Situs Gunung Padang disusun dari batuan alami yang dalam ilmu geologi disebut columnar joint. Columnar joint merupakan sejenis andesit dengan bentuk yang khas.

Akibat proses pembentukannya di dalam perut bumi, columnar joint akhirnya berbentuk penampang segi lima dan berukuran panjang-panjang seperti kolom.
Batuannya adalah batuan alami yang kemudian ditambang atau dipotong oleh masyarakat di masa silam, kemudian disusun sedemikian rupa sehingga berbentuk bangunan berteras atau berundak yang monumental.

Cara manusia masa lalu menyusun batuan menunjukkan tingkat kemahiran, keakuratan, dan kecermatan yang luar biasa.

Sumber : http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/387359-ditemukan--batu-mirip-atas-pintu-bangunan