07 September 2013

Andi Arief: Otak di Balik Kekerasan pada Tim Tomography Sama dengan Provokator Sebelumnya


Jum'at, 06 September 2013 , 08:20:00 WIB

Laporan: Yayan Sopyani Al Hadi

ANDI ARIEF/NET
  


RMOL. Kekerasan fisik menimpa Tim Tomography di Gunung Padang. Akibat kekerasan yang dilakukan oleh sejumlah orang ini maka tiga orang Tim Tomography di Gunung Padang luka lebam. Mereka terluka akibat ditendang dan dipukuli. Bahkan, ada anggota tim yang sudah berusia 57 tahun ditendang berkali-kali.

"(Kekerasan pada tim) Ini bukan khas warga gunung Padang dan sekitarnya. Ini khas kelompok intelektual yang menghalalkan segala cara," kata inisiator Tim Terpadu Riset Mandiri Gunung Padang, Andi Arief, dalam keterangan tertulis beberapa saat lalu (Jumat, 6/9).

Andi Arief pun yakin otak di balik insiden kemarin ini masih sama dengan yang memprovokasi masyarakat bahwa coring merusak situs, dan juga yang pernah mengeluarkan pernyataan bahwa Gunung Padang akan longsor.

"Kejadian kemarin bukan kejadian sederhana, (tapi) dirancang untuk main kayu terhadap peneliti setelah tak ada celah untuk gagalkan secara scientific," ungkap Andi Arief, yang juga Staf Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana.

Cara-cara main kayu seperti ini, lanjut Andi Arief, sudah banyak terjadi di berbagai negara. Bahkan di beberapa negara, ada yang sampai penelitinya dihabisi.

"Sungguh kejam dan tak punya hati. Masyarakat dibodohi, diprovokasi seolah Tomography seismic akan meledakkan gunung padang. Kita tidak boleh diam, warga jangan mau diadu domba," tegas Andi Arief. [ysa]

Sumber : http://www.rmol.co/read/2013/09/06/124602/Andi-Arief:-Otak-di-Balik-Kekerasan-pada-Tim-Tomography-Sama-dengan-Provokator-Sebelumnya

Penemuan Ruangan Besar di Bawah Gunung Padang Disempurnakan


Sabtu, 17 Agustus 2013 , 21:34:00 WIB

Laporan: Ade Mulyana

ILUSTRASI
  


RMOL. Tepat di hari ulang tahun ke-68 Republik Indonesia, Tim Terpadu Riset Mandiri yang sedang meneliti situs megalitikum di Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat, menyampaikan sebuah pengumuman penting yang mengejutkan.
Tim yang digagas kantor Staf Khusus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana semakin menyakini keberadaan chamber atau ruang besar di bawah permukaan situs megalitikum itu setelah melakukan uji tomografi baru-baru ini.

Tomografi adalah pencitraan yang tidak merusak untuk melihat penampang lintang sebuah objek, sehingga terlihat seperti diiris atau disayat dengan menggunakan gelombang seismic atau gempa buatan.

Tomografi sebenarnya bukan teknologi baru dan kemarin sore. Teknologi ini sudah digunakan dalam dunia kedokteran sejak lama, dan diaplikasikan pada CT Scan (Xray Tomography), MRI Imaging (NMR Tomography), dan PET (Positron Emission Imaging Tomograpy).

Metode ini juga disebutkan sangat sangat populer setelah Hounsfeld dan Cormack penemunya dianugerahi Nobel pada tahun 1979.

Hasil tomografi yang dilakukan di Gunung Padang menyempurnakan hasil penelitian yang dilakukan dengan metode geofisika lainnya seperti geolistrik, georadar dan geomagnet, serta pengebotan.

"Hasilnya ternyata sungguh luar biasa, menyempurnakan temuan yang sudah dilakukan dengan metode geofisika lainnya… yang memperlihatkan stratigrafi dan kekosongan ruang akibat tersedotnya sejumlah besar air. Kita akan tahu penampang lintang di bawah setiap line. Anomali bawah permukaan berupa rongga, perlapisan  bisa tercitrakan dengan baik," ujar jurubicara Tim Terpadu Riset Mandiri, Erick Rizky.

"Chamber yang selama ini menjadi perdebatan kini sudah menjadi kenyataan yang tak perlu diragukan lagi," sambungnya.

Pencitraan tomografi di Gunung PAdang dilakukan oleh tim geofisika yang dipimpin DR Bagus Endar. Tim ini merupakan tim yang cukup disegani di dunia eksplorasi dalam dan luar negeri. Selain DR Bagus Endar, tim ini juga didukung sejumlah pihak seperti WISFIR Lab dan Fisika Bumi-Rock Fluid Imaging Lab. [dem]

Sumber : http://www.rmol.co/read/2013/08/17/122261/Penemuan-Ruangan-Besar-di-Bawah-Gunung-Padang-Disempurnakan-

Rongga Gunung Padang




Gambar di atas memperlihatkan benchmarking citra tomografi rongga bawah tanah Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat. Tim Tomografi yang dipimpin DR. Bagus Endar hingga hari ini masih melanjutkan penelitian di situs megalitikum itu. Warga disarankan menyempatkan diri membantu penggalian sekaligus ikut mempelajari teknologi tomografi tersebut. Tim yang dipimpin DR. Bagus merupakan salah satu tim tomografi papan atas di dunia eksplorasi karena keunggulan teknologi dan dedikasi yang mereka miliki. Semua anggota tim adalah putera terbaik bangsa Indonesia. KANTOR STAFSUS PRESIDEN/RMOL 

Sumber : http://www.rmol.co/read/2013/09/05/124484/Rongga-Gunung-Padang-

06 September 2013

Keberadaan Chamber di Gunung Padang, Terbukti


Chamber Gunung Padang (ER/dok)
Politikindonesia - Adanya Chamber atau ruang kosong di bawah permukaan situs Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat yang selama ini menjadi perdebatan, kini terbukti sebagai kenyataan yang tak perlu diragukan lagi. Setelah hampir semua metode geofisika dan geologi digunakan untuk lakukan pemetaan bawah permukaan situs Gunung Padang, pemetaan melalui metode Tomography memperkuat temuan  itu.

Demikian disampaikan oleh Erick Rizky, Asisten Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana yang juga anggota Tim Terpadu Riset Mandiri yang melakukan penelitian di Gunung Padang, 3 tahun terakhir.

"Tim terpadu sejak sebelum hari raya sampai kemarin melakukan pemetaan bawah permukaan situs Gunung Padang untuk lapisan budaya 11.500 SM dan 25.00 SM, dengan metode Tomography," terang Erick kepada politikindonesia.com, Sabtu (17/08).

Ia mengatakan, selain ingin menkonfirmasi temuan pemindaian dan coring atas dugaaan adanya Chamber di bangunan bawah permukaan, metode Tomography juga diperlukan bagi kemudahan untuk pemugaran.

Dijelaskan Erick, Tomography ini adalah metode pencitraan yang tidak merusak (non destructive) yang bisa dipakai untuk melihat penampang lintang sebuah obyek. "Seolah diiris/disayat  dengan tanpa merusak karena mempergunakan gelombang seismic (gempa buatan)," papar dia.

Erick menambahkan, Tomography adalah salah satu metode yang pencitraan terdepan dalam dunia kedokteran, contohnya: CT Scan (Xray Tomography), MRI Imaging (NMR Tomography), PET (Positron Emission Imaging Tomograpy).

Dikarenakan teknik pencitraannya yang mudah diinterpretasi, maka metode ini menjadi sangat popular di dunia medis   sejak Hounsfeld dan Cormack sebagai penemunya dianugerahi hadiah Nobel pada tahun 1979.

Erick menambahkan, kesuksesan tomography di dunia medis inilah yang menyebabkan para peneliti di Tim Terpadu mencoba untuk menerapkan di dunia eksplorasi dengan menggunakan gelombang seismic. Namun tantangannya jauh beda, dikarenakan kondisi ideal seperti di dunia kedokteran tidak didapat, terutama sudut pencitraan yang terbatas. 

"Di dunia eksplorasi, kita tidak bisa memasang sumber dan penerima gelombang mengitari objek secara 360 derajat seperti di dunia kedokteran," ujar dia.

Akan tetapi, keterbatasan inilah yang menyebabkan penelitian dipacu penuh untuk memecahkan keterbatasan tersebut. Maka muncullah beberapa metoda tomografi, beberapa diantaranya diaplikasikan di Gunung Padang.

Erick menjelaskan, kondisi bawah permukaan Gunung Padang, dicitrakan dengan teknik ini. Adapun yang melakukan pencitraan Tomography Seismic adalah Tim geofisika dipimpin DR Bagus Endar yang juga merupakan tim yang cukup disegani di dunia eksplorasi dalam dan luar negeri dengan anggota yang terdiri dari WISFIR Lab. Fisika Bumi-Rock Fluid Imaging Lab. Tomography iin menggunakan perangkat: Rock Fluid Imaging, Lab. Fisika Bumi ITB, PSDG serta juga melibatkan masyarakat Himpunan Ahli Geologi  Jawa Barat, untuk penyebaran misi pengetahuan.

Erick menjelaskan, metode tomography ini sangat berguna untuk mencitrakan bawah permukaan yang kompleks yang tidak dapat dilakukan dengan seismik pantul biasa. "Lapisan bawah permukaan Gunung padang cukup komplek. Biasanya citra seismik refleksi (pantul) akan tidak jelas (blurr)," ujar dia.

Lebih jauh ia mengatakan, citra Tomography mudah diinterpretasi karena seperti layaknya melihat (sayatan melintang dari sebuah gunung). Keberadaan lobang atau ruangan dengan relatif mudah diinterpretasi dengan ambiguitas minimum. Lobang akan dicitrakan dengan velocity (kecepatan) rendah.

Erick menambahkan, dari hasil pencitraan dengan metode Tomography tersebut semakin menyempurnakan temuan chamber yang sudah dilakukan dengan metode geofisika lainnya, seperti gelistrik, geo radar. geo magnet serta pengeboran yang memperlihatkan stratigrafi dan kekosongan ruang akibat tersedotnya sejumlah besar air saat pengeboran.

"Tim Terpadu kini mengetahui penampang lintang dibawah tiap-tiap line. Anomali bawah permukaan berupa rongga, perlapisan  bisa tercitrakan dengan baik. Chamber yang selama ini menjadi perdebatan kini memang sudah menjadi kenyataan yang tak perlu diragukan lagi," tegas Erick. 
(kap/rin/nis)

Sumber : http://www.politikindonesia.com/index.php?k=politisiana&i=47155-Keberadaan%20Chamber%20di%20Gunung%20Padang,%20Terbuki

Situs Gunung Padang Berdampak pada Kebangkitan Kebudayaan

Situs Gunung Padang Berdampak pada Kebangkitan Kebudayaan
Jum'at, 06 September 2013 , 09:44:00 WIB

Laporan: Yayan Sopyani Al Hadi

ILUSTRASI GUNUNG PADANG/NET
  

RMOL. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang memiliki Wamendikbud dan Dirjen Kebudayaan jangan menutup mata seolah riset di Gunung Padang adalah peneliatan biasa saja.

"Riset ini berdampak pada kebangkitan kebudayaan," kata inisiator Tim Terpadu Riset Mandiri Gunung Padang, Andi Arief, dalam keterangan tertulis beberapa saat lalu (Jumat, 6/9).

Andi Arief pun menyesalkan kekerasan fisik yang menimpa Tim Tomography di Gunung Padang. Akibat kekerasan yang dilakukan oleh sejumlah orang pad hari kemarin maka tiga orang Tim Tomography di Gunung Padang luka lebam. Mereka terluka akibat ditendang dan dipukuli. Bahkan, ada anggota tim yang sudah berusia 57 tahun ditendang berkali-kali.

Andi Arief yakin otak di balik insiden ini masih sama dengan yang memprovokasi masyarakat bahwa coring merusak situs, dan juga yang pernah mengeluarkan pernyataan bahwa Gunung Padang akan longsor.

"Kejadian kemarin bukan kejadian sederhana, (tapi) dirancang untuk main kayu terhadap peneliti setelah tak ada celah untuk gagalkan secara scientific," ungkap Andi Arief, yang juga Staf Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana.

Soal penelitian yang bisa memicu kebangkitan kebudayaan ini sudah disampaikan oleh Ketua Tim Peneliti Katastropik Purba, Dr Danny Hilman. Kata Danny, akumulasi hasil riset Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) yang dilakukan dalam dua tahun terakhir ini berhasil membuktikan bahwa situs ini bukan hanya luarbiasa bahkan boleh dibilang "beyond imagination". Misalnya, situs megalitik ini berupa struktur teras-teras yang tersusun dari batu-batu kolom basaltik andesit yang terlihat dipermukaan bukan hanya menutup bagian atas bukit seluas 50x150 m2 saja tapi menutup seluruh bukit seluas minimal 15 ha. Gunung Padang adalah monumen megah seperti Machu Pichu di Peru.

Bisa disimpulkan, Gunung Padang terbukti benar-benar mahakarya arsitektur dari peradaban tinggi kuno yang hilang atau belum dikenal saat ini. Dengan kata lain, temuan bangunan di bawah Gunung padang adalah "breakthrough" untuk dunia ilmu pengetahuan dan sekaligus akan menjadi kebanggaan nasional yang tidak ternilai. [ysa]

Sumber : http://www.rmol.co/read/2013/09/06/124621/Situs-Gunung-Padang-Berdampak-pada-Kebangkitan-Kebudayaan

14 August 2013

SBY Nilai Temuan Gunung Padang Big Bang Sejarah RI

Tim Riset diminta laporkan lebih lengkap lagi usai Lebaran.
Sabtu, 3 Agustus 2013, 16:50 Arfi Bambani Amri

VIVAnews - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima laporan Tim Terpadu Riset Mandiri Gunung Padang pada hari ini, Sabtu 3 Agustus 2013. Menurut Andi Arief, inisiator Tim, Presiden menyatakan hasil riset ini bisa jadi "Big Bang" atau dentuman besar sejarah Indonesia.

Andi menyatakan, dalam siaran pers melalui akun jejaring sosialnya, secara khusus melaporkan perkembangan hasil riset dan ekskavasi arkeologi, pengeboran, dan tomografi sesmik ke Presiden yang berlangsung sejak awal Juli lalu.
Andi menyatakan, Presiden SBY terus memantau riset ini dan mengatakan bangga terhadap apa yang telah dilakukan oleh para periset dari berbagai lintas ilmu.

"Presiden menyetujui rekomendasi pemugaran di dua lapisan kebudayaan, yaitu lapisan terasering seperti Machu Pichu (lapisan berusia 600 tahun sebelum Masehi) dan lapisan budaya 2 (4.900 tahun sebelum Masehi). Untuk dua lapis kebudayaan 11.500 SM dan 25.000 SM, Presiden SBY menyebut ini Big Bang sejarah Indonesia," kata Andi.

Untuk itu, para periset akan diminta kembali memaparkan temuan yang luar biasa ini setelah Hari Raya Idul Fitri. Pertemuan dan paparan tersebut adalah yang ke-4 dengan Presiden sejak 2011.

Seperi diketahui, tim geologi melakukan coring dan sudah merekonstruksi rongga (chamber) dan menghisap 32 ribu liter air saat pemboran. Sementara itu, tim geofisika yang melakukan tomografi seismik juga sudah mendapatkan beberapa hal penting yang memperkuat dugaan tentang adanya rongga yang sudah dilakukan pemindaian sebelumnya.
Bahkan ada "bonus" kejutan yang masih harus diselidiki lebih lanjutan dari hasil tomografi seismik.

Tim menggunakan hampir semua teknologi dan metode ilmiah yang ada. Dengan kehati-hatian, setiap perkembangan dianalisis serius agar dapat disimpulkan dengan akurat.

"Kejutan apa yang baru didapat? Tim menyatakan luar biasa dan menguntungkan rakyat. Namun, akan disampaikan ke publik setelah paparan dengan Presiden SBY nanti," kata Andi Arief. (art)

21 May 2013

Arkeolog Temukan Bukti Situs Gunung Padang 10 Kali Luas Borobudur


Fajar Pratama - detikNews
Jakarta - Arkeolog yang melakukan eskavasi di Situs Gunung Padang, Cianjur mendapatkan bukti signifikan. Gunung Padang merupakan sebuah bangunan besar yang luasnya bahkan 10 kali luas Candi Borobudur.

"Survei arkeologi yang dilakukan oleh Tim Terpadu Riset Mandiri berhasil menemukan sisi selatan situs Gunung Padang Cianjur. Tim yang mulai penelitian sejak Mei 2012 itu sebelumnya telah menemukan sisi utara, timur, dan barat situs," jelas Arkeolog Ali Akbar saat berbincang, Sabtu (30/3/2013).

Penemuan itu, lanjut Ketua Masyarakat Arkeologi Indonesia ini, semakin memperkuat kesimpulan tim bahwa luas situs itu minimal 15 hektar. Jika dibandingkan dengan Candi Borobudur, maka bangunan Gunung Padang minimal 10 kali luas Candi Borobudur.

"Berbeda dengan penelitian-penelitian sebelum 2012, tim ini lebih fokus untuk menyingkap sekeliling bukit yang masih tertutup hutan dan semak belukar. Bagian atas bukit sejak tahun 1979 telah diketahui oleh masyarakat umum dan kemudian menjadi objek wisata. Struktur batu di bagian atas bukit membentuk undakan sebanyak 5 teras," jelasnya.

Melalui riset sepanjang tahun 2012 sampai sekarang, Tim Terpadu Riset Mandiri selain menemukan banyak struktur di bagian badan dan kaki bukit, juga menemukan adanya indikasi teras 6 di sisi utara.

"Setelah membersihkan semak belukar di sisi selatan, diketahui sisi ini juga disusun dengan batuan columnar joint dengan jarak yang cukup rapat. Berbeda dengan sisi lainnya yang memiliki tangga naik, di sisi selatan ini belum ditemukan tangga naik. Kemungkinan memang tidak ada tangga di sisi ini mengingat kemiringannya sangat curam dan di bagian bawah langsung berbatasan dengan sungai," tuntas pengajar di jurusan Arkeologi UI ini.

(fjp/ndr)

Ini Instruksi SBY Terkait Masalah Gunung Padang dan Lumpur Lapindo

Danu Damarjati - detikNews

Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menginstruksikan Menteri ESDM dan Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) untuk terus melakukan mitigasi semburan lumpur. Keselamatan warga harus dijamin.

Selain soal lumpur Lapindo, SBY juga menginstruksikan para ahli geologi yang tergabung dalam 'Tim Terpadu Riset Mandiri' untuk meneliti patahan bumi dan gunung berapi agar mampu mencegah pengulangan bencana yang mungkin terjadi.

Berikut arahan SBY, yang disampaikan oleh Staf Khusus Presiden Bidang Bencana, Andi Arief dalam siaran persnya, Sabtu (19/5/2013).

1. Menugaskan Mendikbud dan Menteri ESDM untuk Pusat riset kebumian dipercepat dibentuk di ITB sejalan dengan sudah terbentuknya pasca sarjana kebumian. Mengingat bencana dan ancaman bencana geologi ada dan nyata, Ilmuwan kebumian diharapkan melakukan riset baik di patahan gempa maupun gunung api sehingga bukan hanya mampu mengidentifikasi ancaman saja namun juga mampu mendata kebencanaan masa lalu yang bisa terulang periodeisasinya

2. Bersama para ahli, Menteri ESDM diminta survei bawah tanah (sub surface) Jakarta sesegera mungkin dilakukan kerjasama pemerintah pusat dan Pemerintah DKI jakarta

3. Melihat perkembangan kondisi lumpur Sidoarjo yang terus menerus keluar, Menteri ESDM dan BPLS segera melakukan survei bawah tanah di bawah luapan lumpur Sidoardjo . Selain pelunasan oleh pihak Lapindo, faktor mitigasi atas luapan lumpur tidak kalah pentingnya,

4. Pembersihan atau menyibak tanah dan semak , ekskavasi dan pemugaran di Gunung Padang diselesaikan pada tahun ini, dan riset Gunung Padang dan kawasannya untuk terus dilakukan. Pemerintah pusat dan pemda serta pemkab serta kementerian/lembaga yang berhubungan dengan riset ini dalam waktu dekat berkoordinasi. Apa yang sudah ditemukan oleh tim terpadu merupakan hal yang positif bagi Indonesia bahkan dunia. Mensetkab dan Mensetneg ditugaskan segera melakukan koordinasi ini.

Tim Terpadu Riset Mandiri terdiri dari: 1. DR Danny Hilman (Ahli Gempa dan Ketua tim Riset), 2. DR. Andang Bachtiar (geolog ahli statigrafi), 3..DR. Wahyu Triyoso (Ahli seismic), 4.DR.Irwan Meilono (ahli Gempa GREAT ITB), 5.DR Boediarto Ontowirjo (ahli tkonstruksi sipil dan uji lab), 6.DR. Ali Akbar (Arkeolog UI. Ketua tim eskavasii), 7. Ir Pon Purajatnika (Arsitek, mantan ketua ikatan ahli Arsitektur Indonesia), 8. Ir Wisnu Artika (geolog) 9. DR Gegar Prasetya (ahli Tsunami ) 10. Prof Bambang (Dekan Fakultas Ilmu Budaya UI) 11.Dr.Lily Tjahjandari (Ahli Budaya UI), 12.Teguh Santosa


(dnu/rvk)

Sumber : http://news.detik.com/read/2013/05/19/041900/2249801/10/ini-instruksi-sby-terkait-masalah-gunung-padang-dan-lumpur-lapindo?9922022

Ekskavasi Gunung Padang Dilanjutkan


Gunung PADANG, Cianjur - Jawa Barat
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
Ilustrasi: Arkeolog UI, R. Cecep Eka Permana, menjadi manajer eksavasi 
dalam Proyek penelitian Gunung Padang.

CIANJUR, KOMPAS.com — Tim Terpadu Riset Mandiri Situs Gunung Padang merancang untuk melanjutkan ekskavasi yang sempat tertunda karena petisi yang meminta dihentikan.
Ketua tim arkeologi Tim Terpadu Riset Mandiri Situs Gunung Padang, Ali Akbar, Senin (20/5/2013), mengatakan, ekskavasi tersebut akan dilanjutkan setelah timnya melakukan pemaparan hasil riset yang telah dilakukan di hadapan Presiden dan para menteri.
"Ketika itu, kami paparkan langsung di depan SBY didampingi Mensesneg, Menseskab, Mendikbud, Menteri ESDM, Menparekraf, Wamen PU, dan Kabalitbang Kemendagri di Jakarta. Presiden menyampaikan apresiasi yang cukup besar terhadap hasil penelitian ini," katanya.
Sementara pihaknya belum bisa menjelaskan model riset yang akan dilakukan timnya itu. Namun, tutur dia, teknisnya kemungkinan besar akan menyerupai perencanaan riset sebelumnya, yakni Ekskavasi Kemuliaan Merah Putih.
"Di mana ekskavasi tersebut akan melibatkan relawan dan masyarakat dalam pelaksanaan pengungkapan misteri situs megalit terbesar dan tertua di Indonesia. Kami akan menyosialisasikan riset ini sebelumnya ke berbagai pihak," ujarnya.
Sementara untuk pelaksanaan ekskavasi tetap dilakukan para ahli, termasuk arkeolog yang masuk dalam Tim Terpadu Riset Mandiri Situs Gunung Padang.
Jadwalnya, tambah dia, akan segera dilakukan dalam waktu dekat.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Cianjur, Tedi Artiawan, mengungkapkan, tim terpadu akan melibatkan kembali Pemkab Cianjur dalam penelitian.
"Pemkab Cianjur memiliki tugas penting dalam rencana pemerintah tersebut. Pemkab Cianjur bertugas mengelola kearifan lokal agar masyarakat bisa dilibatkan. Sebab, tujuan rencana restorasi Gunung Padang adalah untuk memberdayakan masyarakat lokal," ucapnya.

26 March 2013

Teknologi Pembangunan Gunung Padang Lebih Maju dari Piramida Mesir

Teknologi Pembangunan Gunung Padang Lebih Maju dari Piramida Mesir

Fajar Pratama - detikNews
Jakarta - Usia bangunan yang ada di Gunung Padang di Cianjur diperkirakan jauh lebih tua dari piramida di Mesir. Hasil itu diperoleh berdasarkan temuan di Gunung Padang yang dianalisis di laboratorium Beta Analitic Miami di Florida, AS.

"Menunjukkan angka yang lebih tua daripada piramida Mesir. Laboratorium itu berstandar internasional dan menjadi rujukan para peneliti di dunia internasional," jelas Arkeolog Ali Akbar saat berbincang, Selasa (26/3/2013).

Ali mengurai hasil penelitiannya, terkait temuan di lapisan-lapisan tanah di Gunung Padang, yakni. umur dari lapisan tanah di dekat permukaan, 60 cm di bawah permukaan, sekitar 600 tahun SM. Ini merupakan hasil carbon dating dari sampel yang diperiksa di Laboratorium Badan Atom Nasional (BATAN).

Umur dari lapisan pasir kerikil pada kedalaman sekitar 3-4 meter di Bor-1 yang melandasi Situs Gunung Padang di atasnya, sehingga bisa dianggap umur ketika Situs Gunung Padang di lapisan atas dibuat, sekitar 4700 tahun SM atau lebih tua. Ini juga hasil analisis laboratorium BATAN.

Umur lapisan tanah uruk di kedalaman 4 meter diduga man made stuctures, struktur yang dibuat oleh manusia, dengan ruang yang diisi pasir di kedalaman 8-10 meter di bawah Teras 5 pada Bor-2, sekitar 7600-7800 SM ini merupakan hasil tes di laboratorium Miami Florida.

Kemudian umur dari pasir yang mengisi rongga di kedalaman 8-10 meter di Bor-2, sekitar 11.600-an tahun SM atau lebih tua, hasil uji di laboratorium BATAN.

Dan umur dari lapisan dari kedalaman sekitar 5 meter sampai 12 meter, sekitar 14500 – 25000 SM, hasil uji di laboratorium Miami Florida.

"Jika tanah yang berada di bawah permukaan situs Gunung Padang merupakan tanah alami atau bukan merupakan tanah urukan, maka seharusnya usia tanah tersebut minimal 1 juta tahun lalu. Tanah alami di daerah pegunungan karena merupakan aktivitas gunung berapi tentu usianya sangat tua, minimal 1 juta tahun lalu," jelasnya membandingkan.

Jadi berdasarkan penelitian laboratorium, usia bangunan di Gunung Padang kuat dugaan buatan leluhur manusia Indonesia. Nah, dengan melihat konstruksinya juga, bangunan di sana lebih maju dari piramida Mesir yang berusia ratusan tahun sebelum masehi. Bangunan di Gunung Padang menggunakan perekat purba.

"Piramida sepengetahuan saya tidak pakai perekat. Konstruksinya adalah balok-balok batu besar yang saling ditumpuk sehingga balok bagian atas memberi beban ke balok di bawahnya," imbuhnya.

Juga, dapat disimpulkan bahwa situs Gunung Padang dibangun di atas tanah urukan atau telah terdapat campur tangan manusia atau pekerjaan tangan masyarakat sampai dengan kedalaman 12 meter.

"Hasil geolistrik menunjukkan kemungkinan struktur batuan bisa mencapai kedalaman 8 meter. Diibaratkan zaman sekarang, sebelum membuat bangunan, dibuat dulu pondasinya. Dapat dibayangkan bahwa nenek moyang kita membuat pondasinya saja sudah 8 meter, berarti bangunan berdiri di atas pondasi pasti sangat besar ukurannya," tuturnya.

(ndr/fjr)
Sumber : http://news.detik.com/read/2013/03/26/063140/2203501/10/teknologi-pembangunan-gunung-padang-lebih-maju-dari-piramida-mesir

Temuan Arkeolog, Gunung Padang Dirancang Arsitek Ulung

Temuan Arkeolog, Gunung Padang Dirancang Arsitek Ulung


Jakarta - Temuan menarik kembali datang dari penggalian di Gunung Padang, Cianjur, Jabar. Diperoleh bukti bahwa konstruksi bangunan Gunung Padang dirancang oleh arsitek ulung dengan teknologi yang tergolong luar biasa.

"Bangunan Gunung Padang pada teras 1 menggunakan bahan baku yakni batu columnar joint alami. Namun batu-batu panjang berpenampang segi lima tersebut terlebih dahulu dipotong-potong oleh masyarakat masa lalu. Potongan-potongan itu lalu disusun di bukit agar dinding bukit semakin kuat dan tidak longsor," jelas Ketua Tim Arkeolog Ali Akbar dalam keterangannya, Senin (25/3/2013).

Tim arkeolog melakukan penggalian sejak Mei 2012. Diketahui, pada sisi utara bukit, potongan batu disusun sedemikian rupa sehingga seperti paku atau pasak yang menancap di bukit.

"Batu-batu menancap dengan posisi utara-selatan. Pada sisi timur bukit, potongan-potonhan batu ditancap dengan arah timur barat. Hasilnya adalah semacam bangunan perbentengan dengan dinding yang sangat kuat," jelasnya.

Hasil ekskavasi arkeologi baru-baru ini di lereng timur pada kedalaman 1 meter memperoleh potongan-potongan batu seperti yang terlihat di teras 1. Dapat disimpulkan bahwa di dalam tanah masih banyak struktur bangunan yang masih terpendam.

"Bahkan ditemukan semacam semen atau perekat purba yang berfungsi untuk menyambung patahan-patahan batu tersebut. Saat ini temuan tersebut sedang dianalisis di laboratorium untuk mengetahui campuran atau komposisi mineralnya," tambahnya.

Tim Mandiri terpadu terus melakukan riset, dan semakin terbukti bahwa di dalam tanah Gunung Padang masih banyak struktur batu yang disusun oleh manusia. Temuan ini sekaligus menunjukkan keahlian pembangun Gunung Padang.

"Kuat indikasinya bahwa bebatuan yang tersusun di lereng adalah hasil dari penataan nenek moyang kita dulu," tuntasnya.


(mad/ndr)

Sumber : http://news.detik.com/read/2013/03/25/160331/2203118/10/temuan-arkeolog-gunung-padang-dirancang-arsitek-ulung?nd771104bcj

05 February 2013

Konstruksi Gunung Padang Dirancang Arsitek Purba Ulung


Situs Gunung Padang bukti kecerdasan manusia dari segi perencanaan bangunan.

gunung padang,arkeologi
Mahandis Y. Thamrin/NGI

Penelitian situs punden berundak terbesar di Asia Tenggara Gunung Padang, terus berlanjut. Dilihat dari konstruksinya, situs yang berlokasi di Cianjur, Jawa Barat, ini sudah dibangun manusia dengan sangat cerdas.
Arkeolog muda Universitas Indonesia Ali Akbar mengutarakan, ini menunjukkan fakta bahwa pembuat bangunan Gunung Padang adalah masyarakat yang sudah memiliki peradaban tinggi. "Meski tidak ada sumber tertulis, tapi pasti dibuat oleh masyarakat yang sudah berkehidupan teratur, sudah ada organisasi sosial. Namun, tidak harus organisasi sosial berbentuk kerajaan," tegasnya.
Ali bersama rekan-rekannya dalam Tim Terpadu Riset Mandiri Gunung Padang, melakukan penelitian di situs sejak tahun lalu, tepatnya Mei 2012. Temuan yang ada sampai saat ini, bahkan melebihi ekspektasi.
Kalau sebelumnya diperkirakan memiliki luas tiga hektare, ternyata peneliti menemukan luasnya bisa mencapai 15 hektare atau lebih. Sebab, bangunan Gunung Padang bukan hanya yang terdapat di bagian atas, melainkan juga ada struktur di bagian badan dan kaki bukit dalam bentuk terasering atau tingkatan-tingkatan yang meliputi seluruh gunung.
gunungpadang,konstruksiSebuah terasering utara dekat tangga bagian bawah. Terasering semacam ini mengelilingi seluruh Gunung Padang. (Dok. Tim Terpadu Riset Mandiri)
Para "arsitek"nya yang membangun Gunung Padang di masa lampau juga secara perencanaan serta perhitungan matang, hingga bangunan bisa bertahan lama.
Salah satu faktor utama adalah batu yang digunakan di Gunung Padang, yakni batucolumnar joint, tipe batuan alami yang  terbentuk karena proses geologi.
Batuan tersebut keluar dari perut bumi, menjelang sampai di permukaan tanah, mengering, lantas memecah. Pecahan umumnya berbentuk segilima, kemudian oleh manusia, diambil dan disusun.

"Susunannya luar biasa. Antara lain penyusunan batu-batu untuk menjadi (tangga) pijakan berdasarkan kecocokan lebarnya, sampai dapat memeroleh ketinggian lereng tanpa longsor. Tadinya saya pikir konstruksi ini cerdas, ternyata sangat cerdas," ungkap Ali yang juga menjadi pengajar untuk mata kuliah Arsitektur Bangunan Masa Prasejarah, Hindu, dan Buddha.
Dan arsitek-arsitek cerdas ini juga memaku bukit, tujuannya supaya tidak longsor; konstruksi dinding bagian luar Gunung Padang diatur sedemikian rupa seperti paku yang menancap.
Terlihat dari sisi utara, timur, dan barat ditancapkan batu seperti pasak-pasak sedalam 40-50 cm. Ali bertutur, "Pasak sudah memperkokoh dinding tanah pada bukit alami itu. Di sisi utara, batu ditancap dari arah utara ke selatan. Di sisi timur, ditancap dari timur ke barat, begitu sebaliknya di sisi barat".
"Semen"
gunungpadang,konstruksiLapisan di antara batu ini bukanlah batu keras--karena dapat dikikis--juga bukan tanah. (Dok. Tim Terpadu Riset Mandiri)
Ali memaparkan pula penemuan menarik terbarunya yang terdapat pada satu susunan batu, berupa semacam adonan perekat. "Kemungkinan mereka sudah mengenal 'semen'. Cerdasnya lagi, mereka tahu di mana harus menempatkan perekatdi tengah-tengah bebatuan," terangnya.
Sampel semen purba ini langsung diperiksa di laboratorium LIPI untuk memastikan campurannya. Di samping itu, masih diyakini ada banyak bagian dari bangunan Gunung Padang yang belum terungkap, sehingga Tim Terpadu Riset Mandiri akan terus melanjutkan penelitian di tahun 2013 ini.
Tim berjumlah sepuluh orang yang terdiri dari berbagai disiplin, termasuk ahli geologi, ahlipaleosedimentologi, ahli filologi, sampai ahli geografi bentang lahan dan ahli astronomi.
(Gloria Samantha)

Sumber : http://nationalgeographic.co.id/berita/2013/01/konstruksi-gunung-padang-dirancang-arsitek-purba-ulung

03 February 2013

Ditemukan, Batu Mirip Atas Pintu Bangunan


Ditemukan, Batu Mirip Atas Pintu Bangunan

Ditemukan di Situs Gunung Padang, situs kebudayaan Megalitikum.


Batu melengkung yang ditemukan di Situs Gunung Padang, Cianjur.
Batu melengkung yang ditemukan di Situs Gunung Padang, Cianjur.


VIVAnews - Tim Terpadu Riset Mandiri 2012 baru-baru ini mengumumkan hasil ekskavasi (penggalian yang dilakukan di tempat yg mengandung benda purbakala) di situs Gunung Padang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Salah satu yang menarik perhatian adalah batu melengkung.

Tim riset, yang dipimpin arkeolog DR Ali Akbar, menemukan batu melengkung tersebut di kedalaman dua meter. Fragmen atau pecahan batu melengkung ini cukup mengejutkan, karena bentuknya berbeda dibandingkan dengan kolumnar joint (andesit dengan bentuk khas) yang secara alamiah berbentuk lurus dan irisannya segi lima.

Sementara batu melengkung ini memiliki penampang segi empat. "Lengkungan yang terlihat semacam setengah lingkaran ini jelas menunjukkan hasil kreasi manusia, yakni dipahat sedemikian rupa sehingga menghasilkan bentuk melengkung," kata DR Ali Akbar, melalui surel yang diterimaVIVAnews, 3 Februari 2013.

Menurut hipotesa tim, batu itu diduga sebagai lengkungan bagian atas pintu bangunan. Seperti apa bentuk utuh dan apa fungsinya, Tim Terpadu Riset Mandiri akan menelusurinya lebih lanjut di tahun 2013 ini, termasuk menelusuri konstruksi bangunan yang terpendam mulai dari 2 meter itu.

Saat ini, masyarakat umum bisa berkunjung ke Gunung Padang untuk menikmati konstruksi batuan di permukaan tanah, yang diduga sebagai situs prasejarah peninggalan kebudayaan Megalitikum.

Situs Gunung Padang disusun dari batuan alami yang dalam ilmu geologi disebut columnar joint. Columnar joint merupakan sejenis andesit dengan bentuk yang khas.

Akibat proses pembentukannya di dalam perut bumi, columnar joint akhirnya berbentuk penampang segi lima dan berukuran panjang-panjang seperti kolom.
Batuannya adalah batuan alami yang kemudian ditambang atau dipotong oleh masyarakat di masa silam, kemudian disusun sedemikian rupa sehingga berbentuk bangunan berteras atau berundak yang monumental.

Cara manusia masa lalu menyusun batuan menunjukkan tingkat kemahiran, keakuratan, dan kecermatan yang luar biasa.

Sumber : http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/387359-ditemukan--batu-mirip-atas-pintu-bangunan

05 January 2013

Mengapa KOMPAS tak dapat menerima perubahan?


MENGAPA KOMPAS TAK DAPAT MENERIMA PERUBAHAN? 


1. Terlalu Mengada-ada mengatakan situs rusak parah oleh pengunjung. Arkeolog tak ada satupun yang memiliki apa dan bagaimana bentuk sebenarnya dari situs ini sebelum batu2 itu berserakan. Ada Kerusakan teknis kata ARKENAS, ini juga patut dipertanyakan, karena untuk mengetahui kerusakan teknis tentu harusnya ada standar teknis di bangunan atas gunung padang itu. Sampai hari ini tak ada dokumentasi ARKENAS atau Balar Bandung. 

Arkeolog yang merekomendasikan perusakan situs dg dirikan tower besi adalah peneliti utama Balar Bandung ini Lutfi Yondri, Bukan pedagang yg berjualan dan pengunjung yg merusak situs

2. ARKEOLOG /ARKENAS sampai hari ini belum mampu menjawab bagaimana bangunan itu dibuat. Belum ada riset yang berhasil dilakukan arkeolog dari mana asal batu, bagaimana batu itu diolah menjadi berbagai bentuk, dan berapa jumlah batu yang sebenarnya ada. Menyatakan bangunan itu dibuat dengan teknologi sederhana adalah opini yang asbun. Manusia sekarang saja tak mampu melakukannya, bagaimana mungkin disimpulkan sederhana tanpa teknologi. Karena Kesimpulan yang sangat lemah tanpa dasar.dari Prof Munarjito

3.KOMPAS menutup mata terhadap penelitian tim katastropik purba dan tim terpadu riset mandiri tanpa alasan yang jelas. Entah sejak kapan dan kebijakan KOMPAS untuk tidak mempercayai riset ilmiah. Sampai hari ini beberapa hasil riset secara ilmiah tak ada yang bisa membantahnya. Mungkin kebijakan redaksi KOMPAS hanya percaya pada riset2 arkeologi dan geologi yang pernah dilakukan Belanda dan Inggris saja, Sebagai catatan, alat geofisika pernah dijadikan KOMPAS TV sebagai tema acara patahan lembang. Beberapa peneliti yang terlibat di acara TV itu adalah periset yang sama dengan penggunaan alat di Gunung Padang.

(Tanggapan ini diposting oleh Bang Andi Arief Dua)
MENGAPA KOMPAS TAK DAPAT MENERIMA PERUBAHAN? 

Berikut tanggapan yang kami buat sehubungan dengan berita http://sains.kompas.com/read/2013/01/04/20055849/Terus.Dirusak.Situs.Gunung.Padang.Diperlakukan.bak.Keset 

1. Terlalu Mengada-ada mengatakan situs rusak parah oleh pengunjung. Arkeolog tak ada satupun yang memiliki apa dan bagaimana bentuk sebenarnya dari situs ini sebelum batu2 itu berserakan. Ada Kerusakan teknis kata ARKENAS, ini juga patut dipertanyakan, karena untuk mengetahui kerusakan teknis tentu harusnya ada standar teknis di bangunan atas gunung padang itu. Sampai hari ini tak ada dokumentasi ARKENAS atau Balar Bandung. 

Arkeolog yang merekomendasikan perusakan situs dg dirikan tower besi adalah peneliti utama Balar Bandung ini Lutfi Yondri, Bukan pedagang yg berjualan dan pengunjung yg merusak situs

2. ARKEOLOG /ARKENAS sampai hari ini belum mampu menjawab bagaimana bangunan itu dibuat. Belum ada riset yang berhasil dilakukan arkeolog dari mana asal batu, bagaimana batu itu diolah menjadi berbagai bentuk, dan berapa jumlah batu yang sebenarnya ada. Menyatakan bangunan itu dibuat dengan teknologi sederhana adalah opini yang asbun. Manusia sekarang saja tak mampu melakukannya, bagaimana mungkin disimpulkan sederhana tanpa teknologi. Karena Kesimpulan yang sangat lemah tanpa dasar.dari Prof Munarjito

3.KOMPAS menutup mata terhadap penelitian tim katastropik purba dan tim terpadu riset mandiri tanpa alasan yang jelas. Entah sejak kapan dan kebijakan KOMPAS untuk tidak mempercayai riset ilmiah. Sampai hari ini beberapa hasil riset secara ilmiah tak ada yang bisa membantahnya. Mungkin kebijakan redaksi KOMPAS hanya percaya pada riset2 arkeologi dan geologi yang pernah dilakukan Belanda dan Inggris saja, Sebagai catatan, alat geofisika pernah dijadikan KOMPAS TV sebagai tema acara patahan lembang. Beberapa peneliti yang terlibat di acara TV itu adalah periset yang sama dengan penggunaan alat di Gunung Padang.

(Tanggapan ini diposting oleh Bang @[100000081222101:2048:Andi Arief Dua])

04 January 2013

Gunung Padang, 'Keajaiban' dari Situs Berusia 500 Tahun Sebelum Masehi

Gunung Padang, 'Keajaiban' dari Situs Berusia 500 Tahun Sebelum Masehi

Salmah Muslimah - detikNews

Jakarta - Gunung Padang bukan sebuah piramida. Dosen Arkeologi UI Ali Akbar menyebutnya sebagai punden berundak. Bangunan yang sudah dia teliti ini memiliki sejumlah keunggulan bangunan. Diantaranya, struktur yang tahan gempa.

"Di Gunung Padang ada batu yang disusun tanpa perekat dengan ukuran batu yang berbeda. Di sela-sela rongga susunan batu itu diisi batu kecil untuk peredam gempa. Konstruksi tahan gempa hingga ribuan tahun," jelas Ali saat memberi kuliah di auditorium FIB UI tentang 'Masalah Prasejarah' di UI Depok, Kamis (13/9/2012).

Ali bercerita, ada 400-an anak tangga di sisi utara. Kanan dan kirinya pun banyak semak belukar. "Berdasarkan penelitian sejak 1979-2011, di Gunung Padang sudah diteliti mengenai situs itu, terdapat teras 1, 2, 3, 4, 5. Lahan di atasnya ada batu-batu yang sengaja disusun manusia disebutnya punden berundak," jelasnya.

Ali menuturkan, Gunung Padang di Cianjur, Jawa Barat itu sebenarnya merupakan objek wisata. Ada sumur di bawah, yang digunakan untuk bersuci sebelum naik ke atas. Jadi, dahulu siapapun yang ingin ke atas, mesti bersuci lebih dahulu dengan membasuh dengan air.

"Jadi situs itu penting jangan didiamkan lagi, sekarang sudah ketahuan potensinya. Kalau dibersihkan bisa sama kayak Borobudur. Borobudur dulunya kan semak belukar, setelah dibersihkan jadinya bagus," urainya.

Gunung padang masuk ke bangunan megalitik yang disusun dari batu-batu. Masuk dalam Kategori bangunan pemujaan kepada kekuatan alam, yang orientasinya ke Gunung Gede karena di sekitar sana Gunung Gede yang paling gede bangunan agama manusia waktu zaman itu.

"Situs Gunung padang luasnya 15 hektar, 10 kali luas candi borobudur. Cuma ketutup semak jadi agak susah melihatnya. Tingginya 100 meter 3 kali tinggi Borobudur yang hanya 30 meter. Usia gunung padang 500 tahun sebelum masehi," imbuhnya.

Ada lagi temuan yang menarik, terang Ali di hadapan ratusan mahasiswa, dalam jarak sekitar 4 Kilometer dari situs Gunung Padang ada pertambangan emas, dan pertambangan itu aktif sampai sekarang.

"Dalam lubangnya sekitar 400 meter. Tapi ini tidak berarti di Gunung Padangnya ada emasnya. Yang pasti di sekitar Gunung Padang ada tambang emasnya," tegas Ali yang ikut mengeskavasi Gunung Padang bersama tim Andi Arief.

(slm/ndr)

Sumber : http://news.detik.com/read/2012/09/13/205443/2018364/10/gunung-padang-keajaiban-dari-situs-berusia-500-tahun-sebelum-masehi?nd771108bcj

Rupa Misterius Situs Gunung Padang Segera Terkuak


Rupa Misterius Situs Gunung Padang Segera Terkuak

Andri Haryanto - detikNews
Jakarta - Penelitian arkeologi situs Megalitik Gunung Padang di Desa Karyamukti, Kecamatan Cempaka, Kabupaten Cianjur, mulai menempuh babak akhir. Seperti apa rupa dari punden berundak yang menjadi kontroversi ini akan segera terkuak.

Apa yang akan dilakukan Ke depan? Semua tim terus bekerja dengan titik konsentrasi di lokasi yang berada di luar situs. Tim arkeologi menjadi terdepan membuka 'pintu peradaban' leluhur yang sangat luar biasa ini. Adapun bentuk dan isi di dalamnya akan secara otomatis terkuak," kata Erick Rizky, Asisten Stafsus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana, dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom, Rabu (19/12/2012)

Penelitian situs yang ditaksir berusia 500 tahun lebih ini terdiri dari berbagai unsur akademis. Menurut Erick, Tim Geologi sudha 99 persen memiliki data lengkap geolistrik dan alat bantu geofisika. Ditambah pemetaan satelit, kountur dan DEM.

"Dari hasil itu ditambah pembuktian di beberapa titik bor sampling serta analisa petrografi secara scientific bisa disimpulkan memang ada man made structure di bawah permukaan situs gunung padang," papar Erick menambahkan hasil riset dipaparkan Selasa (18/12) malam dari pukul 19.00 hingga 00.00 WIB.

Erick menambahkan, dari penelitian para akademisi itu juga ditengarai memiliki chamber dan bentuk struktur lain dugaan goa dan lorong, serta kecenderungan adanya anomali magnetik di berbagai lintasan alat geofisika.

"Temuan ini makin diperkuat dengan temuan tim arkeologi yang berhasil menemukan artefak-artefak di barat dan timur bangunan Gunung Padang terutama di luar situs. Bahkan temuan awal batu melengkung di timur dipertunjukan yang kuat diduga sebagai 'pintu'. Ini temuan yang luar biasa," jelasnya.

Menurut Erick, dari paparan penelitian luasan situs diperkirakan memiliki luasan yang lebih besar dari data yang dimiliki saat ini. "Tim sudah hampir mirip dengan temuan di sumba Nusa Tenggara. Sebelumnya Tim arsitektur menemukan kemiripan yang sama dengan piramida Machupichu Mexico," jelasnya.

(ahy/bal)

Sumber : http://news.detik.com/read/2012/12/19/085047/2122015/10/rupa-misterius-situs-gunung-padang-segera-terkuak?nd771108bcj